Tak hanya perempuan yang mengalami penurunan fungsi fungsi seksual yang ditandai dengan menopause. Laki-laki pun mengalami hal yang sama.
Bedanya, jika wanita yang mengalami menopause terjadi dengan penurunan produksi ovum, produksi hormon estrogen dan siklus haid yang akan berhenti maka pada pria mengalami penurunan produksi spermatozoa, hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya terjadi secara perlahan dan bertahap.
Menurut Konsultan Senior Urologi, Delhi Sri Balaji Action Medis Institute, Dr G.P. Sharma krisis paruh baya yang dialami laki-laki ini disebut andropause.
"Andropause adalah kekurangan hormon laki-laki. Dengan kata lain, andropause mungkin terkait dengan penurunan produksi hormon testosteron dan dehydroepiandrosterone (sejenis hormon steroid yang dibuat oleh kelenjar adrenal pada laki-laki dan perempuan)," kata Sharma seperti yang dilansir laman Times of India, Minggu (2/6).
Andropause bisa terjadi saat usia seorang pria mencapai 40 tahun. Sekitar dua sampai lima persen pria mengalaminya pada usia 40, tetapi sebagian besar terjadi setelah usia mereka mencapai 50 tahun.
Sharma menjelaskan andropause mudah untuk dikenali dari gejala yang ditimbulkan. Di antaranya, kehilangan konsentrasi, tingkat energi rendah, kelelahan, terjadi perubahan sikap dalam kehidupan seks, depresi, libido rendah, sering kehilangan mood. Gejala ini juga bisa dilihat dari mulainya mengalami kerontokan rambut, kepadatan tulang mulai berkurang dan lemak tubuh mulai meningkat.
Menurut Sharma, andropause yang menimpa laki-laki dapat diobati. Selain meminum obat, penderita yang mengalami gejala andropause ini juga bisa menjalani terapi.
"Salah satu cara pengobatan andropause adalah, dengan menjalani Hormone Replacement Therapy atau terapi penggantian hormon. Dimana terapi ini mampu meningkatkan libido, meningkatkan kepadatan tulang, serta sistem kardiovaskular pada pria," pungkas Sharma. (fny/jpnn)
Bedanya, jika wanita yang mengalami menopause terjadi dengan penurunan produksi ovum, produksi hormon estrogen dan siklus haid yang akan berhenti maka pada pria mengalami penurunan produksi spermatozoa, hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya terjadi secara perlahan dan bertahap.
Menurut Konsultan Senior Urologi, Delhi Sri Balaji Action Medis Institute, Dr G.P. Sharma krisis paruh baya yang dialami laki-laki ini disebut andropause.
"Andropause adalah kekurangan hormon laki-laki. Dengan kata lain, andropause mungkin terkait dengan penurunan produksi hormon testosteron dan dehydroepiandrosterone (sejenis hormon steroid yang dibuat oleh kelenjar adrenal pada laki-laki dan perempuan)," kata Sharma seperti yang dilansir laman Times of India, Minggu (2/6).
Andropause bisa terjadi saat usia seorang pria mencapai 40 tahun. Sekitar dua sampai lima persen pria mengalaminya pada usia 40, tetapi sebagian besar terjadi setelah usia mereka mencapai 50 tahun.
Sharma menjelaskan andropause mudah untuk dikenali dari gejala yang ditimbulkan. Di antaranya, kehilangan konsentrasi, tingkat energi rendah, kelelahan, terjadi perubahan sikap dalam kehidupan seks, depresi, libido rendah, sering kehilangan mood. Gejala ini juga bisa dilihat dari mulainya mengalami kerontokan rambut, kepadatan tulang mulai berkurang dan lemak tubuh mulai meningkat.
Menurut Sharma, andropause yang menimpa laki-laki dapat diobati. Selain meminum obat, penderita yang mengalami gejala andropause ini juga bisa menjalani terapi.
"Salah satu cara pengobatan andropause adalah, dengan menjalani Hormone Replacement Therapy atau terapi penggantian hormon. Dimana terapi ini mampu meningkatkan libido, meningkatkan kepadatan tulang, serta sistem kardiovaskular pada pria," pungkas Sharma. (fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rem Hidrolis untuk Road Bike
Redaktur : Tim Redaksi