Kenang Buddha, Ribuan Umat Lakoni Jalan Bakti

Minggu, 29 Juli 2012 – 06:29 WIB
TERTIB : Ratusan Biksu dari Majelis Theravada membaca parita suci di Candi Mendhut, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kemarin sore. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari perayaan Puja Bakti Asadha 2556 BE. Foto : Mukhtar Lutfi/Radar Semarang

MAGELANG – Ribuan umat Buddha dari Majelis Theravada mengikuti prosesi Puja Bakti Agung Asadha 2556 BE di Candi Mendut, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kemarin sore. Seluruh rangkaian kegiatan untuk mengenang khotbah pertama Buddha Gautama di Taman Rusa Ispantana, India, itu berlangsung khidmat.

Prosesi yang dimulai pukul 17.00 sore itu ditandai pengusungan relik Sang Buddha dari Candi Pawon menuju Candi Mendut yang berjarak sekitar 2 km. Perjalanan dari dua candi tersebut merupakan wujud perjalanan bakti yang dilakukan Sang Buddha.

Dalam perjalanan itu, relik Buddha diarak ribuan umat yang didampingi ratusan biksu. Seluruh umat membawa bunga sedap malam sebagai lambang kesucian.
Di Candi Mendut, tiga altar yang masing-masing terdapat patung Buddha kuning emas, deretan lilin, dan instalasi janur terlihat berdiri di tiga tempat di pelataran candi.

Pembawa relik Buddha di dalam wadah kuning keemasan memasuki Candi Mendut dan meletakan relik tersebut di altar utama candi.

Para biksu yang mengenakan jubah kuning emas itu membawa bunga, lilin, dan dupa diikuti sejumlah umat Buddha berjubah putih yang melakukan pradaksina dengan iringan parita suci.

Pemimpin prosesi, YM Bhante Sri Pannavaro Mahatera, bersama sejumlah bhante kemudian memasuki ruangan di Candi Mendut. Di dalam candi, mereka membaca doa di hadapan patung Buddha tertua di Indonesia itu.

’’Peristiwa Asadha membuat dunia mengenal darma. Perayaan ini mengenang Sang Buddha kali pertama mengajarkan darma kepada lima pertapa sehingga mereka mendapat pencerahan,’’ kata Bhante Sri Pannavaro dalam khotbahnya.

Perayaan Asadha adalah perayaan untuk mengenang Sang Buddha Gautama menyampaikan ajaran darma kali pertama kepada lima pertapa. Ajaran tersebut selanjutnya menjadi pedoman hidup sehari-hari umat Buddha di seluruh dunia hingga saat ini.

Ajaran darma, terang Pannavaro, selanjutnya menjadi sikap hidup umat Buddha. Pada zaman modern ini, ajaran darma masih menjadi pegangan hidup umat dalam rangka menghadapi arus modernisasi yang ditandai sikap manusia yang materialistis.

Sekretaris Panitia Puja Bakti Agung Asadha 2556 BE Sukodoyo menambahkan, perayaan tersebut dihadiri umat Buddha dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan, dan Bali. ’’Acara ini istimewa karena kali pertama dilaksanakan secara nasional oleh Theravada Indonesia,’’ katanya.

Sukodoyo menambahkan, pada kesempatan itu, umat Buddha juga berdoa bagi para korban bencana alam di Indonesia dan untuk keselamatan bangsa. (vie/jpnn/c5/ttg)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Puasa, PNS Berkeliaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler