jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 25 ribu massa yang tergabung dalam Aliansi Demokrasi Rakyat, Minggu (21/05/2023) melakukan long march untuk memperingati 25 tahun reformasi yang terpusatkan di Gedung DPR/MPR, Jakarta.
Massa yang menggunakan dresscode baju hitam mulai berdatangan ke Gedung DPR/MPR sejak pukul 05.30 WIB.
BACA JUGA: Lanjutkan Perjuangan Reformasi, Aktivis dari 26 Provinsi Dirikan Yayasan 98 Peduli
Tepat pukul 06.30 WIB, Sekjen Aldera Pius Lustrilanang melepas massa yang berkumpul di lapangan bola Gedung DPR/MPR untuk mulai bergerak jalan santai sekaligus napak tilas peristiwa unjuk rasa terbesar yang dilakukan elemen mahasiswa di Gedung DPR/MPR pada 21 Mei 1998 lalu.
Keluar dari pintu belakang DPR, massa Aldera melintasi Jalan Lapangan Tembak menuju Jalan Gerbang Pemuda kemudian masuk kembali ke dalam Gedung DPR/MPR melalui Jalan Gatot Subroto.
BACA JUGA: 25 Tahun Reformasi, Puluhan Ribu Massa Aldera Bakal Turun ke Jalan, Nih Rutenya
Pius beserta para aktivis Aldera dan Roemah Djoeang turut serta dalam kegiatan Jalan Santai 25 Tahun Reformasi bertajuk 'Reformasi Memanggil' ini.
Setibanya di dalam kawasan DPR/MPR, Pius dan massa Aldera memenuhi anak tangga Gedung Kura-kura dan berfoto bersama, seperti halnya mahasiswa yang berjuang menumbangkan rezim Presiden Soeharto di tahun 1998.
BACA JUGA: Pameran Foto 25 Tahun Reformasi, Adian Napitupulu: Rakyat Harus Tahu
Selama long march hingga foto bersama di Gedung DPR/MPR, massa terus meneriakkan tiga jargon, yaitu tolak tiga periode, Konstitusi harga mati dan jaga demokrasi.
Pius mengungkapkan long march napak tilas ke Gedung DPR/MPR karena rumah para wakil rakyat ini sangat memiliki sejarah dalam peristiwa reformasi.
“Karena di sinilah tempat bersejarah dimana ribuan mahasiswa menduduki DPR MPR 25 tahun yang lalu, yang menandai keberhasilan reformasi, ditandai dengan pidato presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya. Ini napak tilas sejarahnya,” kata Pius kepada wartawan di sela-sela kegiatan Jalan Santai 25 Tahun Reformasi.
Pun demikian dengan foto bersama di anak tangga Gedung Kura-kura disebutnya sebagai reka ulang mengenang perjuangan mahasiswa untuk meruntuhkan rezim orde baru dan menuntut sistem demokrasi yang baik.
“Ini foto untuk mengenang kembali, mereka ulang kembali peristiwa yang terjadi 25 tahun lalu ketika ribuan mahasiswa menduduki gedung DPR MPR dan gedung kura kura. Dan itu foto paling ikonik di tahun 1998," Pius berkomentar.
“Kita mengulang kembali agar seluruh mahasiswa untuk ingat akan perjuangan reformasi dan setia pada demokrasi. Demokrasi ini harus tetap dirawat dijaga,” lanjut mantan aktivis 98 yang kini dipercaya sebagai anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini.
Dalam kegiatan yang diinisiasi Aldera dan Roemah Djoeang ini, panitia membagikan sejumlah doorprize menarik di antaranya 2 unit mobil, 2 tiket umrah, 5 sepeda motor, 25 laptop Lenovo, 25 HP Realme, 25 Sepeda Pacific Ekotix, dan 25 kulkas AQR.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari