Kenangan Lulut Kistono di Persebaya: Rp 30 Juta, yang Rp 20 Juta Dibagi

Senin, 18 Februari 2019 – 07:39 WIB
Lulut Kistono (kanan) saat masih menjadi Asisten Pelatih Persebaya. Foto: Angger Bondan/Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Laga melawan Persebaya Surabaya di ajang Piala Indonesia telah mengaduk-aduk emosi asisten pelatih Persinga Ngawi Lulut Kistono.

Pelatih 50 tahun itu memang punya hubungan emosional dengan Green Force. Dia merupakan pelatih Persebaya yang saat itu statusnya tak diakui PSSI.

BACA JUGA: Balde Sumbang 4 Gol, Persebaya Lolos ke 16 Besar Piala Indonesia

Dia menjadi nahkoda sejak tahun 2015. Lulut bahkan rela tak digaji dan hanya mengandalkan fee dari undangan pertandingan.

"Saya masih ingat, kalau dapat Rp 30 juta, yang Rp 20 juta dibagi. Kemudian Rp 10 juta disimpan untuk kebutuhan latihan," katanya kepada Jawa Pos. Dia melakoni hal itu dengan mantan bek Persebaya, Mat Halil.

BACA JUGA: Piala Presiden 2019: Persebaya Dipastikan Tak Segrup dengan Arema

Lantas, mengapa Lulut sampai rela tak digaji demi Persebaya? Padahal selama masih aktif bermain, dia merupakan pemain andalan Arema FC.

Klub yang notabene adalah rival Persebaya. Ternyata, meski pernah bermain di Arema FC, darah Lulut tetap hijau.

BACA JUGA: Persebaya vs Persinga: Bonek Siap Sambut Pastimania

BACA JUGA: 5 Kiat Atasi Stres dan Marah Usai Lihat Debat Capres

"Saya lahir di Surabaya. Apalagi saya dulu kan pemain jebolan tim internal Indonesia Muda. Itu klub pertama saya. Jadi ya nggak masalah," tegasnya.

Peruntungan sempat berubah kala Persebaya diakui PSSI dan berlaga di Liga 2 musim 2017. Iwan Setiawan ditunjuk sebagai pelatih baru. Nah, Lulut saat itu menjabat sebagai asisten pelatih.

Sayang, baru melakoni dua laga bersama Persebaya, Iwan Setiawan didepak. Bersama Ahmad Rosyidin, Lulut kemudian menjadi caretaker dalam dua laga Persebaya di Liga 2 2017.

Hasilnya lumayan. Green Force menang 3-1 atas Persepam Madura dan seri 1-1 kontra PSIM Jogjakarta. Nah, setelah itu Persebaya ditangani oleh pelatih asal Argentina, Angel Alfredo Vera.

BACA JUGA: Rizal Ramli Menganalisis Gestur Jokowi saat Debat Capres, Hasilnya Mengkhawatirkan

Kedatangan Alfredo membuat Lulut terdepak. Meski cukup menyakitkan, namun pelatih kelahiran 26 Maret 1968 itu mengaku legawa.

"Alhamdulillah saya ikut senang lihat Persebaya seperti ini. Biar saya sudah nggak di sini (Persebaya), setidaknya saya ikut berjuang," tegas Lulut. (gus)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Persebaya U-17 Jadi Juara, Tim Senior Kapan?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler