jpnn.com - JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo tak ingin mengadopsi sebagian tradisi yang ditinggalkan kepala negara terdahulu. Salah satunya adalah dalam hal Juru Bicara Kepresidenan. Presiden Jokowi enggan memakai juru bicara untuk menyampaikann pernyataan maupun pendapat pada media massa.
"Presiden tidak akan memilih juru bicara, karena Presiden akan bicara sendiri seperti yang biasa dilakukannya saat menjadi Gubernur DKI," ujar Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto di kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin, (27/10).
BACA JUGA: Pro Kontra Dress Code Pengumuman Kabinet di Media Sosial
Andi tidak mengungkap alasan lebih jauh penyebab Presiden tidak ingin memakai juru bicara khusus. Padahal, Juru Bicara Kepresidenan dianggap akan sangat penting fungsinya dalam memberikan pandangan secara luas atas kegiatan-kegiatan kepala negara.
Selain itu dengan juru bicara akan memudahkan media massa untuk menghubungi yang bersangkutan, dibanding menunggu Presiden yang akan lebih sulit diwawancarai karena adanya peraturan protokol dan banyaknya paspampres yang menghalangi jika awak media mendekati Presiden.
BACA JUGA: Menteri Dilantik Berbaju Batik
"Kalau Presiden tidak bicara langsung bisa diwakili oleh menteri-menteri terkait," kata Andi.
Seperti diketahui, Presiden SBY sebelumnya memakai juru bicara pada saat masa dua periode pemerintahannya yaitu Andi Mallaranggeng dan Julian Aldrin Pasha. Saat Presiden berhalangan untuk memberikan pendapat atas suatu peristiwa di dalam maupun di luar negeri, juru bicara dapat menggantikannya. Juru bicara menjadi penyambung lidah Presiden dengan media massa dan masyarakat. (flo/jpnn)
BACA JUGA: Program Kerja Menteri Harus Tunggu Arahan Jokowi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Sudah Kantongi Nama Jaksa Agung dan Kepala BIN
Redaktur : Tim Redaksi