Kendal Bakal Punya Pabrik Daur Ulang Botol Plastik Berkategori Food Grade

Kamis, 08 Juni 2023 – 09:15 WIB
Upacara peletakan batu pertama pabrik daur ulang ALBA yang dilakukan oleh Selasa (6/6). Foto: Dok ALBA

jpnn.com, JAKARTA - Polusi yang diakibatkan limbah plastik merupakan masalah pelik bagi semua negara. Sekitar 8-12 juta ton plastik berakhir di lautan setiap tahunnya.

Data menyebutkan plastik di dalam negeri mencapai 5,4 juta ton per tahun atau 14 persen dari total produksi sampah.

BACA JUGA: Gandeng Plustik, Pegadaian Daur Ulang 1 Ton Sampah Plastik

Demi menjawab persoalan limbah plastik itu, diperlukan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan dengan menggunakan pendekatan ekonomi sirkuler.

Pemilik dan Ketua ALBA Group Asia Dr. Axel Schweitzer mengatakan salah satu kolaborasi terbaru untuk menjawab persoalan limbah plastik di Indonesia adalah pembangunan pabrik daur ulang botol PET di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah.

BACA JUGA: Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Le Minerale Bagikan Rompi dari Kemasan Plastik Daur Ulang

Hal itu diungkapkan Dr. Axel saat saat upacara peletakan batu pertama pabrik daur ulang tersebut dilakukan oleh Selasa (6/6).

Fasilitas milik PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia tersebut akan dibangun di area seluas 2,6 hektare.

Pembangunan fasilitas produksi PET berkualitas tinggi yang membuat plastik bisa dimanfaatkan kembali sebagai kemasan atau pembungkus makanan.

"Diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi upaya mewujudkan target Indonesia bebas sampah plastik pada 2040," ungkap Dr Axel.

Axel memimpin acara dengan didampingi oleh Dian Kurniawati, mitra usaha patungan ALBA dan Pendiri PT Tridi Oasis Group, serta Wakil Presiden ADB untuk Operasi Sektor Swasta dan Kemitraan Publik–Swasta, Ashok Lavasa.

Menurutnya, ALBA Group Asia senantiasa berupaya mewujudkan visi perusahaan tentang 'Dunia Tanpa Limbah'.

Oleh karena itu, keputusan untuk melebarkan wilayah operasi ke Indonesia dan mendirikan fasilitas daur ulang diharapkan dapat membantu Indonesia keluar dari krisis sampah laut.

“Untuk proyek strategis ini, ALBA sangat bangga menggunakan keahlian dari sister company kami yang berbasis di Jerman, Interzero dan proyek serupa di Asia, untuk mengembangkan konsep, membangun, dan mengoperasikan fasilitas ini,” ujar Axel Schweitzer.

Schweitzer menambahkan kehadiran fasilitas tersebut meningkatkan jumlah pengumpulan sampah di Indonesia melalui penciptaan pasar sampah botol plastik.

Dia percaya, proyek ini membawa dampak sosial yang positif melalui jalinan kerjasama dengan para pengumpul sampah lokal serta pembukaan berbagai lowongan kerja di Kendal dan Jawa Tengah.

ALBA menyumbangkan pengetahuan teknologi dan keunggulan operasionalnya serta kemampuan penjualan dan pemasaran global untuk hasil berkualitas tinggi.

"Fasilitas baru ini akan menampung peralatan canggih yang mampu memproses botol minuman PET dan mengubahnya menjadi serpihan rPET berkualitas tinggi dan pelet rPET yang memenuhi standar kualitas untuk digunakan sebagai kemasan makanan,” lanjutnya.

Peralatan dalam pabrik daur ulang yang dimiliki ALBA diproduksi oleh produsen-produsen teknologi terkemuka di Asia dan Eropa.

Pabrik daur ulang itu telah dirancang untuk meminimalkan emisi udara dan memiliki proses pengolahan air yang canggih dan terintegrasi untuk memastikan keamanan pembuangan air ke sistem drainase.

Peralatan yang dimiliki ALBA dapat menghasilkan sekitar 36 ribu ton PET daur ulang setiap tahunnya, termasuk PET daur ulang berkategori food-grade.

Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembuatan botol PET baru untuk dikonsumsi kembali, baik di Indonesia maupun untuk tujuan ekspor.

"Untuk memenuhi kapasitas produksi sebesar 36.000 ton itu, pabrik membutuhkan sekitar 48.000 ton limbah botol PET setiap tahunnya. Botol-botol tersebut akan dikumpulkan dari Jawa dan sekitarnya," ungkap DR. Axel.

Mitra usaha patungan ALBA Dian Kurniawati menyatakan pihaknya senang dapat bekerja sama dengan ALBA.

Sebab, dia menilai perusahaan tersebut memiliki komitmen yang kuat dalam pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Selain bertujuan untuk memecahkan masalah limbah dan menciptakan nilai ekonomi, investasi ALBA juga dilakukan dengan pendekatan gender.

Hal tersebut memberdayakan UKM lokal dan mengingkatkan kemampuan pengusaha wanita.

"Kami percaya bahwa kemitraan ini merupakan contoh penting bagaimana masalah sosial dan lingkungan dapat diselesaikan melalui kolaborasi strategis dari berbagai pemangku kepentingan,” kata dia.

ALBA bermitra dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk membangun fasilitas daur ulang bernilai total investasi sekitar USD 60 juta.

Saat ini terdapat kebijakan global yang kuat dan dorongan masyarakat untuk meningkatkan penggunaan plastik daur ulang. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler