Kepada Aa Gym, Erick Thohir Mengaku Tidak Bahagia Jadi Menteri

Rabu, 13 Mei 2020 – 07:39 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir ternyata tidak bahagia menjadi pejabat negara. Dia mengaku lebih senang menjadi pengusaha.

Hal itu diungkapnya saat menjawab pertanyaan KH Abdullah Gymnastiar atau karib disapa Aa Gym dalam Bincang Ramadan Virtual.

BACA JUGA: Banyak Pihak Baper soal Sarinah, Almisbat Anggap Rencana Menteri Erick Thohir Sudah Tepat

"Kalau ditanya lebih bahagia mana, saat jadi menteri dan sebelum jadi menteri, jawabannya ya kehidupan yang lalulah. Saya lebih bahagia sebelum jadi menteri. Apalagi waktu urus sepakbola saya bahagia sekali," kata Erick Thohir, Rabu (13/5).

Diceritakan Erick, menjadi menteri tugasnya sangat berat. Dia juga tidak menyangka dipercaya Presiden Joko Widodo mengurus 142 perusahaan BUMN dengan 800 anak perusahaannya.

BACA JUGA: Erick Thohir Periksa Laboratorium PCR di RS PHC Surabaya untuk Swab Test

"Aa tahu kan bagaimana saya ini. Cuma rahasia Allah tidak ada yang tahu," ujar Erick ketika ditanya Aa Gym bagaimana rasanya jadi menteri.

Begitu juga saat Aa Gym menanyakan lebih berat mana jadi menteri atau pengusaha. Erick dengan lugas menjawab, "beratan menteri. Kalau saya kan sebenarnya senangnya jadi pengusaha karena bisa mempekerjakan banyak orang, bisa sumbangkan pajak buat negara."

BACA JUGA: Rambut Tantowi Yahya Mulai Menipis dan Memutih, Aa Gym: Siap-siap Saja Mas!

Diceritakan Erick saat dipanggil Jokowi untuk dijadikan menteri BUMN, bos media tersebut sempat ragu.

"Saya bilang ke bapak (Jokowi), kenapa harus saya yang jadi menteri BUMN. Bapak bilang, kalau ini yang diurus korporasi. Penilaian bapak, saya sudah akrab dengan korporasi. Makanya saya bismillah saja waktu itu," bebernya

Dijawab seperti itu, Aa Gym pun memberikan nasihat kepada Erick. Kayanya, jabatan itu tidak usah diminta. Kalau memang sudah digariskan akan jadi juga.

"Sekarang Pak Erick sudah jadi menteri. Ingat-ingat pesan Aa, bahwa bila jabatan itu digunakan untuk hal baik, akan membawa kebaikan buat masyarakat banyak. Sebaliknya bila jabatan itu untuk kemungkaran, akan menjadi musibah bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat umum," tandasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Djainab Natalia Saroh, Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler