jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan bahwa narasi positif dan tidak panik sangat penting dalam upaya memperkuat imunitas tubuh dalam menghadapi Covid-19.
Doni menjelaskan bahwa setidaknya ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari tidak tertularnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeldjono, yang sempat kontak dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (BKS) yang kemudian dinyatakan positif terpapar corona atau Covid-19.
BACA JUGA: Menteri Basuki: Pembangunan Fasilitas Observasi Penyakit Menular Selesai Akhir Maret
“Salah satu contoh adalah Bapak Menteri PUPR (Basuki). Beliau sempat membesuk Bapak Menhub (BKS) yang sudah waktu itu terpapar Covid-19, tetapi hasilnya belum diketahui. Belakangan, setelah pulang baru beliau diberitahu bahwa Bapak Menhub positif,” kata Doni saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR secara virtual, Senin (6/4).
Menurut Doni, ada dua kajian yang bisa dilihat kenapa Basuki tidak terpapar corona. Dia menjelaskan, setelah mengetahui BKS positif, Basuki langsung menjaga stamina. Kemudian, mengonsumsi makanan yang bergizi, berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan tidak panik. “Kalau waktu itu beliau (Basuki) panik, mungkin beliau akan terpapar,” ujar Doni.
BACA JUGA: Rapat dengan Menteri PUPR, Komite II Minta Infrastruktur Daerah segera Dibangun
Menurut Doni, sejauh ini Basuki sudah melakukan tes tiga kali. Hasilnya pun negatif terpapar virus corona atau Covid-19.
“Alhamdulillah, sampai hari ini, kemarin kami dengar sudah tiga kali swab tes. Artinya beliau aman,” kata ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 itu.
BACA JUGA: Sempat Ikut Ratas dengan Menhub yang Positif Corona, Begini Kondisi Gubernur Edy Rahmayadi
Dia menegaskan bahwa ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak bahwa kalau tidak panik dan imunitas tubuh bagus maka bisa mencegah terpapar virus corona.
“Narasi tidak panik harus kita dengungkan tiap saat. Karena kalau kita hanya dapat berita negatif dan menakutkan kita menjadi panik. Akibat panik inilah imunitas turun dan kita bisa dengan mudah terpapar,” ujar Doni.
Dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto itu, Doni juga menegaskan berdasar data yang dikumpulkan, ternyata Covid-19 bukan hanya masalah medis semata.
“Lebih banyak faktor psikologis, (seperti) ketakutan, kepanikan, kekhawatiran, yang mengakibatkan imunitas masyarakat menjadi rendah,” katanya.
Dia menjelaskan pihaknya berkomitmen dan sudah melapor kepada Presiden Jokowi pagi tadi bahwa setiap hari harus ada narasi positif, dan rasa optimistis menghadapi persoalan ini.
“Kalau kita lihat negara-negara maju, negara-negara kaya, dengan seluruh fasilitas nomor satu di dunia, dokter-dokter terbaik di dunia ternyata tidak mampu mencegah kematian, tidak mampu mencegah penularan begitu masif,” ungkap Doni.
Dia menegaskan bahwa bila memprioritaskan konsep pentahelix bahkan hingga ke tingkat desa, RT, RW, dan menggerakkan instrumen lainnya seperti PKK, Posyandu, Karang Taruna, maka akan bisa mampu menurunkan jumlah masyarakat yang terpapar.(boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy