Kepala BPIP: Segera Mengimplementasikan Pendidikan Pancasila di Sekolah

Senin, 06 Mei 2024 – 20:56 WIB
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Profesor Yudian Wahyudi saat menjadi pembicara utama sekaligus membuka Olimpiade PPKn 13 Tingkat Nasional di Universitas Negeri Riau, Pekanbaru, Riau, Senin (6/5). Foto: Humas BPIP

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Profesor Yudian Wahyudi kembali mengingatkan kepada satuan pendidikan dan Perguruan Tinggi untuk segera mengimplementasikan Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila di sekolah tingkat Dasar sampai Perguruan Tinggi di Indonesia.

Menurut Yudian, tidak ada alasan untuk menunda-nunda karena dalam Peraturan Pemerintah dan berdasarkan surat keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sudah ditegaskan Pendidkan Pancasila sebagai muatan wajib.

BACA JUGA: BPIP dan KPPPA Mengajak Perempuan Majukan Indonesia dengan Pancasila dalam Tindakan

“Saya kembali menegaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pancasila merupakan muatan wajib dalam kurikulum setiap jenjang Pendidikan,” ujar Yudian Wahyudi saat menjadi pembicara utama sekaligus membuka Olimpiade PPKn 13 Tingkat Nasional di Universitas Negeri Riau, Provinsi Riau, Senin (6/5).

Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 026.C/H/P/2023 tentang Penetapan Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila juga menegaskan untuk segera diimplementasikan.

BACA JUGA: BPIP Dorong Sekolah hingga Perguruan Tinggi Segera Ajarkan BTU Pendidikan Pancasila

“Oleh karena itu, kami berharap kegiatan ini menjadi sarana untuk memaksimalkan pengimplementasikan BTU Pendidikan Pancasila di satuan pendidikan kita,” ujar Yudian.

Kepala BPIP juga menjelaskan tujuan utama dari implementasi BTU Pendidikan Pancasila ini adalah agar para pemangku kepentingan kembali menghadirkan materi pendidikan Pancasila yang sesuai dengan fakta sejarah kelahiran, perumusan, dan penetapan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, pandangan hidup bangsa, dan falsafah dasar bangsa.

“Keputusan Mendikbudristek ini secara jelas mengubah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi Pendidikan Pancasila,” tegas Yudian.

Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Riau Edi Rusma Dinata mengapresiasi kepada BPIP dan Universitas Negeri Riau yang sudah peduli dengan Pendidikan terutama tentang Penguatan karakter Pancasila.

“Saat ini pendidikan Indonesia sangat maju, maka dengan kolaborasi dan gotong royong ini, kita lebih memajukan Pendidikan Pancasila,” ujar Edi Rusma Dinata.

Dia juga mengatakan kegiatan tersebut memiliki peran besar dalam mewujudkan tujuan bangsa, yaitu ikut membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Generasi muda sangat penting dalam membangun kebinekaan. Persatuan dan nasionalisme melalui Pendidikan Pancasila,” ujar Edi.

Kegiatan dengan tema "Melalui Olimpiade PPKn 13 Memperkuat Fondasi Harmoni Kebinekaan & Moral Guna Menciptakan Generasi Emas yang Berkepribadian Pancasila" ini juga mendapatkan apresiasi dari pihak kampus.

Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unri Prof. Dr. Jimmy Copriady M.Si mewakili Rektor Unri melaporkan kegiatan tersebut diikuti ratusan peserta tingkat SMA sampai perguruan tinggi se-Indonesia.

“Ini merupakan kesempatan anak-anak untuk menuju Indonesia Emas Tahun 2045,” ujarnya.

Dia bahkan mengakui anak anak saat ini harus memiliki soft skill dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan niliai-nilai Pancasila.

“Saya juga minta kepada mahasiswa untuk terus menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Jimmy Copriady.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler