Kunjungi RS Immanuel Bandung

Kepala BPOM Mengapresiasi Uji Klinis Fase Ketiga Vaksin Longcom Anhui

Jumat, 16 April 2021 – 23:58 WIB
Kepala BPOM Penny Lukito. Foto: tangkapan layar konferensi pers/ANTARA/Prisca Triferna

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah polemik vaksin Nusantara dan adanya embargo pengiriman vaksin AstraZeneca oleh pemerintah India, Kepala BPOM Penny K Lukito mengunjungi Rumah Sakit Immanuel, Bandung, Jawa Barat pada Jumat (16/4) pagi.

Kunjungan ini tidak banyak diketahui oleh publik, namun informasi ini dibenarkan oleh Bagian Hukum dan Masyakarat (Hukmas) RS Immanuel Bandung, Salie Setiawati.

BACA JUGA: Soal Vaksin Merah Putih, Unair Tidak Ingin Tergesa-gesa Lakukan Uji Klinis ke Manusia

Menurut Salie, kunjungan tersebut untuk meninjau proses pelaksanaan uji klinik fase ketiga terhadap Vaksin Longcom Anhui.

“Ibu Kepala BPOM mengapresiasi keikutsertaan RS Immanuel yang bekerja sama dengan UNPAD dalam hal uji klinis vaksin Longcom Anhui dalam rangka menyukseskan program percepatan penyediaan vaksin di Indonesia,” ujar Salie dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (16/4).

BACA JUGA: BPOM Luncurkan Buku Pedoman untuk Industri Farmasi

Salie mengatakan saat ini uji klinis fase ketiga sedang berlangsung di Bandung. Oleh kerena itu, untuk langkah selanjutnya, pihaknya masih akan menunggu hasil analisa terhadap hasil uji klinis tersebut.

Dia mengatakan saat ini masih akan menunggu hasil uji klinis tahap ketiga tersebut sebelum mengambil kesimpulan bahwa uji terhadap vaksin tersebut memuaskan atau tidak.

“Belum dapat disimpulkan hasil uji ini karena belum selesai dilakukan. Demikian pun rencana selanjutnya terkait pengadaaan vaksin ini kami belum tahu karena masih menunggu hasil dari uji klinis ini selesai,” ujarnya.

Dalam proses uji klinis tersebut, menurut Salie, pihaknya hanya menemukan kendala ringan. “Kendala ringan saja terkait teknis di lapangan,” ujarnya.

Namun, kata Salie, uji klinis terhadap vaksin Anhui tersebut tidak memiliki kaitan terhadap permasalahan yang terjadi pada vaksin AstraZeneca.

“Tidak ada hubungannya dengan vaksin AstraZeneca,” ujar Salie.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler