Kepala Mayat Bayi Ditemukan Terpisah 7 Kilometer dari Badan

Jumat, 27 September 2013 – 05:24 WIB

SUNGGUMINASA -- Kepala korban pembunuhan, Anugrah Tata, akhirnya ditemukan, Rabu, 25 September. Kepala bocah berusia dua tahun tersebut ditemukan di Desa Bilibili Kecamatan Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan sekira tujuh kilometer dari tempat penemuan badan korban di kilometer 42 poros Patangloe-Malino sehari sebelumnya.
    
Penemuan tersebut langsung ditindaklanjuti tim inafis Dokpol Bhayangkara bersama tim Polres Gowa dan Polsek Bontomaranu. Mereka melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang, baik penemuan kepala, badan Anugrah Tata, dan ibunya, Meta Dg Sabbi di Dusun Bilaya Desa Pallantikang Kecamatan Pattallassang, Jumat 20 September lalu.
    
Kapolres Gowa, AKBP Lafri Prasetyono, didampingi Kasubag Humas, AKP Andriani Lilikay, Kamis (26/9) menyebutkan kasus pembunuhan tergolong sadis tersebut masih terus dikembangkan. Meski demikian tersangka masih tetap satu orang, Sufirman, 30 tahun, warga Pari'risi Kelurahan Kalabirang Takalar.
    
Penyidik tidak menyerah begitu saja dengan hanya berdasar pada keterangan pelaku. Penyidik terus mengembangkannya, termasuk kemungkinan pelaku bukan hanya Sufirman.  Demikian pula kemungkinan adanya motif lain dari masalah utang.
"Kita masih tunggu hasil visum RS Bhayangkara guna mengetahui penyebab kematian kedua korban. Yang pasti dengan ditemukannya kepala korban secara bertahap  sedikit membuka tabir kasus tersebut,''  tuturnya.
    
Informasi yang berhasil dihimpun di Pattallassang menyebutkan, ada beberapa warga yang sempat melihat ada tiga orang turun dari mobil warna hitam membuang sesuatu di TKP pada Jumat 20 September siang. Mulanya warga tidak curiga. Lagi pula warga melihatnya agak jauh.
    
Namun saat ditemukan sekitar pukul 17.00 wita, warga  lalu menyebutkan kalau yang dibuang ketiga penumpang mobil hitam tersebut sesosok  mayat perempuan berjaket ungu. Penglihatan warga dikuatkan dengan mobil yang digunakan mengangkut mayat korban, Kijang Innova warga hitam DD 8 C, pelat merah. Sebelumnya warga memperkirakan mobil Avanza. Belakangan diketahui kalau mobil dinas itu jenis Kijang Innova milik wakil Ketua DPRD Takalar.
    
Kecurigaan lain pembunuhan melibatkan lebih dari dua orang terlihat dari jarak penemuan korban, baik antara badan dan kepala Anugrah Tata maupun ibunya, Meta Dg Sabbi. Demikian pula pengakuan Sufirmasi hanya melakukan sendirian juga sulit dipercaya.
    
Muncul dugaan korban dihabisi di atas mobil dalam perjalanan Takalar-Gowa. Alasannya di tempat penemuan mayat tidak ditemukan bercak darah. Pengakuan tersangka hanya menghajar Anugrah dengan tangan kosong terbantah dengan sendirinya dengan badan dan kepala yang tidak rusak.  Sebaliknya pemisahan antara badan dengan kepala lebih mengisyaratkan menggunakan senjata tajam.
    
"Banyak warga yang sempat melihat ada mobil hitam membuang sesuatu di TKP, namun tidak mengira mayat,"  ujar seorang warga Pattallassang yang mengaku bernama Dg Bella, Kamis 26 September pagi.
    
Dg Bella bersama beberapa warga Pattallassang juga tidak yakin pembunuhan terhadap perempuan berjaket ungu tersebut hanya dilakukan satu orang. "Siapa yang menyetir mobil dan siapa yang membuang mayat korban patut diperjelas. Juga siapa yang memutilasi mayat Anugrah jadi tanda tanya. Padahal proses eksekusinya berangsung cepat. Pengungkapan kasus secara tuntas menjadi PR berat bagi Polres Gowa," tuturnya.
    
Kasubag Humas Polres Gowa, AKP Andriyani Lilikay menegaskan penyidik akan berusaha keras menuntaskan kasus tersebut. Siapa pun orangnya, pasti diproses hukum. Khusus pemeriksaan pemilik mobil DD 8 C diakuinya ada mekanisme dengan statusnya sebagai wakil ketua DPRD Takalar.
    
Sementara itu, dokter forensik RS Bhayangkara, dr Mauluddin mengatakan, bocah malang itu tewas setelah mengalami kekerasan di bagian belakang kepala. Korban dipukul dengan benda tumpul hingga mengakibatkan patah pada tulang tengkorak sebelah kiri.  "Kepala terlepas karena mengalami pembusukan pada sendi tulang," jelas dia.
    
Mauluddin menambahkan, setelah kepala itu terlepas, hewan pengerat kemudian membawa memakan kepala itu. Inilah yang menyebabkan seluruh kulit dan daging habis dan berpisah dari tubuhnya. "ini adalah faktor pembusukan murni. Bukan mutilasi," jelas dia. (jai-eka-dya/pap)

BACA JUGA: Warga Korsel Tewas di Rumah Kontrakan

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Pencuri Celana Dalam, Jabatan Dipelorotkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler