Keputusan Penting Pak Edi soal Siswa Kembali Bersekolah setelah Ada Masukan dari Para Ortu

Sabtu, 30 Mei 2020 – 11:06 WIB
Siswa SDIT Almaka, Kalideres, Jakarta Barat. Ilustrasi Foto: Sam/JPNN.com

jpnn.com, PONTIANAK - Di tengah polemik soal kapan siswa kembali bersekolah, Pemkot Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat kembali memperpanjang masa belajar di rumah bagi siswa TK/PAUD, SD, dan SMP.

Keputusan tersebut berlaku hingga batas waktu yang belum ditentukan.

BACA JUGA: Anas: Pernyataan-pernyataan Pemprov Jatim Seolah Meneror Warga Surabaya

Pemko tidak mengambil keputusan untuk tingkat SLTA, karena merupakan kewenangan Pemkot Kalbar.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Sabtu, mengatakan kebijakan itu diputuskan dengan mempertimbangkan kondisi pandemi COVID-19 yang belum mereda di Kota Pontianak.

BACA JUGA: Korsel Tiba-tiba Memburuk, Tempat Hiburan Malam jadi Mengerikan

Selain itu juga ada masukan-masukan dari para orang tua siswa.

Perpanjangan masa belajar di rumah tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Pontianak Nomor 396/Disdikbud/Tahun 2020 tanggal 29 Mei 2020 tentang perpanjangan masa belajar peserta didik dari rumah.

BACA JUGA: 6 Fakta tentang Ruslan Buton si Pecatan TNI yang Minta Jokowi Mundur, Dia Mengaku

Disebut di SE bahwa perpanjangan masa belajar siswa di rumah hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

"Sehingga kami putuskan untuk kembali memperpanjang masa belajar di rumah hingga batas yang tidak ditentukan," ujarnya.

Kendati belum ditentukannya sampai kapan masa belajar di rumah akan berakhir, Edi memastikan akan menyampaikan informasi terbaru kapan siswa kembali bisa belajar di sekolah.

"Kita melakukan ini dengan pertimbangan aspek kesehatan, baik bagi peserta didik maupun tenaga pendidik," katanya.

Namun demikian, ia menyebut apabila dalam beberapa waktu ke depan kondisi sudah memungkinkan untuk mengaktifkan kembali aktivitas pembelajaran di sekolah, pihaknya akan memutuskan kapan siswa bisa mulai masuk sekolah.

"Dengan catatan, tetap menerapkan protokol kesehatan," kata Edi.

Sebaliknya, jika dalam kajian ternyata belum memungkinkan untuk mengaktifkan kegiatan pembelajaran di sekolah, maka pihaknya tetap memberlakukan kegiatan belajar dari rumah.

"Untuk mengaktifkan kembali proses belajar mengajar di sekolah, harus melalui sejumlah protokol kesehatan, seperti para guru harus di tes cepat (rapid test), ruang belajar dibatasi serta harus dilakukan sterilisasi terlebih dahulu," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler