Keraaas! Filipina Bakal Mengenal Hukuman Gantung dan Jam Malam

Selasa, 17 Mei 2016 – 11:52 WIB
Rodrigo Duterte. Foto: AFP

jpnn.com - DAVAO - Presiden terpilih (de facto) Filipina Rodrigo Duterte akhirnya muncul kembali setelah ’’menyepi’’ sekitar sepekan pasca pemilihan presiden (pilpres) 9 Mei lalu. 

Pada Minggu malam waktu setempat (15/5), politikus 71 tahun itu memaparkan rencana besarnya sebagai presiden untuk menumpas kriminalitas dalam satu semester. 

BACA JUGA: Cara Baru Selundupkan Narkoba ke Penjara Terbongkar

Sejauh ini Comelec (Komisi Pemilihan Umum Filipina) memang belum mengumumkan pemenang pilpres secara resmi. Tetapi, perolehan suara terhadap Duterte tidak mungkin lagi terkejar oleh para lawannya. Secara de facto, dua rival terdekatnya, Mar Roxas dan Grace Poe, sudah mengakui kemenangan wali kota Davao tersebut. Pekan lalu kubu Duterte pun mengklaim jagoan mereka sebagai pemenang pilpres. 

’’Apa yang akan saya lakukan adalah meminta Kongres Filipina memberlakukan kembali hukuman mati dengan metode gantung,’’ jelas Duterte dalam jumpa pers di Kota Davao. 

BACA JUGA: Abu Sayyaf Ancam Penggal Dua Kepala, Deadline 13 Juni

Belum jelas kapan pengganti Presiden Benigno Aquino III alias Noynoy itu mulai melancarkan niatnya. Sesuai dengan tradisi, presiden dilantik pada 30 Juni mendatang. 

Para kritikus langsung mereaksi rencana kontroversial Duterte tersebut. Mereka pesimistis rencana tersebut akan berhasil. Apalagi, Filipina resmi menghapus hukuman mati dengan metode apa pun sejak 2006. Namun, pemimpin berjuluk The Punisher itu tidak mau menyerah. Dia bahkan punya skenario lain jika pada akhirnya Kongres Filipina memang menolak permohonannya.

BACA JUGA: Resep Disiplin ala Ted Cruz

Duterte bakal mengerahkan seluruh kekuatan bersenjata di Filipina untuk memerangi kriminalitas. Baik itu polisi maupun militer. ’’Saya membutuhkan personel-personel militer yang mampu menembak tepat sasaran dan para penembak jitu. Ini serius. Jika kalian (kriminalis) melawan, saya akan kerahkan para penembak jitu untuk menembak kalian,’’ tegas Duterte.

Dalam kesempatan tersebut, Duterte juga menegaskan bahwa metode hukuman mati yang dipilih adalah gantung. Dia tidak mau menerapkan hukuman mati dengan metode tembak karena tidak ingin membuang-buang peluru. Lagi pula, menurut dia, hukuman gantung masih lebih manusiawi ketimbang menembak. Khusus bagi pelaku kriminal yang terbukti melakukan lebih dari satu kejahatan besar, dia akan menggantung mereka lebih dari sekali.

’’Setelah hukuman gantung yang pertama, akan ada upacara selanjutnya sampai akhirnya kepala si penjahat terpisah dari badannya. Saya menyukainya karena marah,’’ ungkap Duterte. Seperti yang ditegaskan saat kampanye pilpres, dia akan mengabaikan undang-undang tentang HAM selama menjalankan program pemberantasan kriminal Filipina tersebut.

Bagi Duterte, kejahatan yang paling tidak bisa ditoleransi adalah kejahatan terhadap anak-anak. Termasuk penyalahgunaan narkoba. ’’Mereka yang menghancurkan hidup anak-anak kita harus ditumpas. Karena ’membunuh’ negara saya, mereka juga harus dibunuh. Sesederhana itu. Tidak ada tawar-menawar. Tidak ada ampun. Tidak ada alasan,’’ paparnya.

Sebagai presiden, dia akan memberlakukan jam malam bagi anak-anak di seluruh negeri. Semua itu dilakukan demi keselamatan generasi muda. Bahkan, dia memperketat aturan merokok dan menenggak minuman beralkohol. Nanti tidak ada yang boleh mengonsumsi minuman keras di atas pukul 02.00. Dia juga menghapuskan zona merokok di area publik serta melarang aktivitas merokok di restoran atau hotel. (afp/bbc/cnn/hep/c14/any/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gadis Tanpa Tangan Menangkan Kontes Tulis Tangan Nasional


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler