jpnn.com, JAKARTA - Ketua PBNU bidang Ekonomi, Umarsyah melontarkan kritik keras terhadap pernyataan Juru Bicara Kemenko Bidang Maritim dan Investasi Jodi Mahardi.
Jodi menyatakan bahwa alasan didatangkannya 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China ke Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) karena keahlian yang belum bisa digantikan oleh tenaga kerja Indonesia.
BACA JUGA: Soal 500 TKA China, Serikat Pekerja Desak Jokowi Pecat Menteri Tenaga Kerja
Umarsyah melihat kualitas tenaga kerja asli Indonesia sudah sangat mumpuni dalam mengelola industri yang lebih strategis daripada smelter yang ada di Sultra.
"Inferior benar pernyataan itu (Jubir Jodi Mahardi, red), Stafsus ini tidak sepatutnya bicara itu. Emangnya apa pekerjaannya? Apakah sebodoh dan serendah itu level tenaga kerja kita," kata Umarsyah dilansir RMOL, Minggu (3/5).
BACA JUGA: Soal 500 TKA China, Ansory PKS: Ini Sontoloyo
"Bukankah kita sudah mampu mengelola industri yang lebih strategis, yang lebih complicated. Bahkan termasuk buruh untuk pabrik pesawat sudah ada dan siap kok, apalagi cuma smelter?" sambung Umarsyah.
Umarsyah lantas meminta Luhut dan anak buahnya berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan. Jika pernyataan tenaga lokal dianggap belum mampu maka dapat menyinggung perasaan seluruh bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Tidak Manusiawi! Oknum Ketua RT dan RW Potong Bantuan Warga Rp 100 Ribu
"Jadi hati-hati membuat pernyataan, ini akan memperburuk kondisi Luhut yang sedang disorot kanan kiri," kata Umarsyah.
Polemik rencana kedatangan 500 TKA China itu, menurut Umarsyah, solusinya sangat mudah, yakni membatalkan kedatangan TKA yang berasal dari negara pertama ditemukan virus Corona.
"Bagi saya solusinya mudah saja, enggak usah bikin pernyataan aneh-aneh, wahid kalam (satu kata) batalkan mendatangkan TKA China itu. Pasti nanti tidak akan ada gejolak penolakan dari masyarakat Sultra," pungkas Umarsyah.
Diketahui, Jodi Mahardi menyatakan bahwa dari data yang dia miliki, hingga saat ini TKA China yang bekerja di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel berada di angka 709 orang.
Sedangkan total jumlah tenaga kerja lokal sebanyak 11.084 orang. Rencana kedatangan 500 TKA China ini kemudian mendapatkan penolakan dari Forkopimda dan masyarakat Sulawesi Tenggara.
Bahkan Ketua DPRD Provinsi Sultra Abdurahman Saleh mengaku jika pemerintah pusat nekat mendatangkan ratusan TKA, mereka akan menggelar demo penolakan.
Forkopimda beberapa hari lalu mengaku akan mengirimkan surat resmi ke Presiden Jokowi. Dalam surat itu masyarakat Sultra memeinta Jokowi membatalkan kedatangan TKA China.
Alasan kuatnya adalah masyarakat Sultra gelisah dan khawatir karena China adalah negara pertama kasus Corona. (rmol)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti