jpnn.com, YOGYAKARTA - Keraton Yogyakarta menggelar symposium Internasional dan Pameran dengan tema Jayapatra: Dedikasi Yogyakarta Bagi Bangsa, dalam memperingati Jumenengan atau kenaikan tahta Sri Sultan HB X ke-33.
Pameran digelar di Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta selama empat bulan ke depan mulai Selasa (8/3), yang bisa disaksikan secara langsung maupun virtual.
BACA JUGA: Kritik Rombongan Artis di Ajang PFW, Wanda Hamidah: Caranya Bukan Begitu
Dalam pameran ini, dihadirkan beragam arsip dan bukti sejarah peran Keraton Yogyakarta dan masyarakat dalam dinamika politik nasional.
Mulai dari kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Amanat 5 September 1945, pemindahan ibukota negara ke Yogyakarta.
BACA JUGA: Rayakan Hari Perempuan Sedunia, Yura Yunita Unggah Foto Menyentuh ini
Kemudian, Agresi Militer Belanda II hingga Serangan Umum 1 Maret 1949, hingga kelahiran Republik Indonesia Serikat.
Kehadiran 71 sekolah partikelir pada pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII menjadi bukti perhatian sultan atas pendidikan.
BACA JUGA: BTN Sumbangkan Mobil Sampah ke Kota Parepare
Sekolah-sekolah tersebut selanjutnya berkembang menjadi Hollandsch Inlandsche School dan mengakomodasi kebutuhan pendidikan di Yogyakarta.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga terlibat langsung dalam mempertahankan kemerdekaan.
“Perjuangan ini dilanjutkan oleh Sri Sultan Hamengku Bawono ka. 10 dalam mempertahankan kedaulatan republik melalui praktik-praktik budaya dan reformasi di Yogyakarta. Potret pisowanan ageng pada 1998 menjadi fakta atas peran sultan dalam menjaga keutuhan Republik Indonesia,” ujar GKR Mangkubumi.
Jayapatra berarti perjanjian kemenangan, yang mengacu pada perjuangan menempuh kemerdekaan dipenuhi dengan berbagai perjanjian hingga memenangkan sebuah kebebasan.
Payung tema ini hadir sebagai upaya menarik kembali sejarah panjang Yogyakarta sebagai kota kerajaan yang memiliki pengaruh besar atas kelahiran republik.
Peran-peran di bidang pendidikan, sosial, politik, ekonomi, hingga kebudayaan selanjutnya diterjemahkan dalam masing-masing tema simposium, sekaligus sudut-sudut ruang pamer.
“Harapannya pameran ini hadir sebagai upaya keraton dalam mengilhami generasi muda agar melek sejarah tentang Yogyakarta dan perannya atas kelahiran RI,” seru GKR Bendara, Penghageng Nityabudaya.
"Beragam bukti sejarah yang dipamerkan kali ini kami bawakan agar masyarakat tahu mengapa Yogyakarta menjadi daerah istimewa," imbuhnya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy