jpnn.com, JAKARTA - Satu gebrakan menarik dilakukan sejumlah sekolah mitra Eduversal dalam program belajar di rumah saat pandemi COVID-19.
Mereka melakukan pembelajaran daring dan sharing dengan pemain NBA Enes Kanter yang disiarkan langsung melalui YouTube live streaming pada 11 April 2020.
BACA JUGA: Istri Nadiem Makarim Resmikan PAUD di Kemdikbud, Begini Harapannya
Dalam perbincangan yang dilakukan Enes dari Chicago via aplikasi Zoom dengan moderator sekaligus penanggung jawab program Mehmet Cetin, para siswa sangat antusias.
Sekitar 500 siswa SMP dan SMA dari Sekolah Pribadi Bilingual Boarding Depok, Sekolah Kharisma Bangsa, Sekolah Pribadi Bandung, Semesta Bilingual School, Fatih Bilingual School, Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School, Sekolah Kesatuan Bangsa, Prestige School, Banua Bilingual School, serta Sekolah Cahaya Rancamaya ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
BACA JUGA: Begini Cara Kemendikbud Bantu Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19
Selain berbincang, bintang NBA yang bermain untuk klub Boston Celtic ini juga memotivasi para siswa agar tetap semangat belajar di saat kondisi sulit sekalipun.
Menariknya, saat sesi tanya jawab, para siswa ini mengajukan pertanyaan yang cukup mendalam, seperti layaknya jurnalis.
Ambil contoh pertanyaan Ardia Dennis. Dia bertanya kepada Enes apa yang memotivasi dirinya hingga mencapai puncak karier.
BACA JUGA: Besok, Program Belajar dari Rumah di TVRI Dimulai
Ada juga pertanyaan Aidil Akbar tentang penundaan musim NBA. Kemudian Shayed Faathier yang menanyakan bagaimana rasanya menjadi bintang NBA.
Arzikki Fawwaz: bertanya bagaimana Enes mengatasi kegugupan saat pertandingan basket di mana seluruh mata dunia tertuju kepadanya.
Selain pertanyaan mengenai NBA, para siswa ini ternyata peduli dengan musibah corona. Muhammad Revi Dwi Ananta menanyakan, apa yang bisa dia lakukan sebagai siswa untuk menyikapi Covid-19.
Mendapat berbagai pertanyaan tersebut, Enes mengatakan, seperti tidak berhadapan dengan siswa tetapi jurnalis. Pengakuan Enes ini membuat para siswa kegirangan.
Enes menanggapi pertanyaan tentang penundaan musim NBA.
Menurut dia, NBA adalah salah satu ajang yang bagus dan memberikan banyak kesempatan serta peluang untuk para tim yang bertanding. Ketika ini ditunda, banyak orang sedih dan kecewa.
Namun, sesuatu yang besar sedang terjadi di dunia ini. Banyak orang kehilangan keluarga, rumah, dan pekerjaan. Bisnis yang hancur, bahkan kehidupannya. Menurut Enes, hal terpenting saat ini adalah keamanan dan kesehatan manusia. Saat semuanya membaik, bisa menentukan langkah berikutnya.
“Saat kamu bermain basket di NBA, kamu dapat mewakili dirimu sendiri, keluargamu, negaramu, dan orang yang kamu cintai. Saya ingat ketika mendapat pesan balasan pertama dari NBA yang berisi “Dapatkah kita bekerja sama dan membuat nilai yang lebih baik bersama-sama.” Bergabung dengan NBA membuat saya merasakan Tuhan sedang memberkahi saya dengan berkah yang banyak maka saya harus menyebarkan berkah itu, salah satunya dengan NBA Charity Works," beber Enes.
Menjadi pemain NBA, bagi Enes adalah berkah dan hal yang sangat menakjubkan. Dia juga membagikan tips bagaimana cara mengatasi kegugupan saat menghadapi orang banyak. Ketika bermain basket, seluruh mata dunia tertuju padanya dan cara Ia mengatasi kegugupan adalah dengan latihan. Ketika seseorang berlatih lebih baik dan lebih keras dari yang lain, ia akan tampil sempurna.
Berbicara kegagalan, Enes sedikit flashback pada beberapa waktu lalu ketika ia dan tim mengalami kekalahan di babak final. Hal ini memalukan dan berat untuk mereka. "Ketika gagal, kita harus tetap fokus pada tujuan kita, jangan sampai komentar buruk mengganggu mimpi-mimpi kita," ujarnya memberikan motivasi.
Enes menambahkan, ketika gagal, hal yang harus dilakukan adalah bangkit, latihan lebih giat, belajar dari kesalahan sebelumnya, tampil lebih baik dan mencapai tujuan. Saat ujuan tersebut tercapai, buat tujuan yang baru. Tujuan baru tersebut tercapai, buat yang baru lagi, begitu seterusnya.
Pelajaran hidup yang Enes dapat dari basket adalah jangan menyerah. Kita akan menghadapi banyak kekalahan dan ada orang yang benci kepada kita. Tugas kita adalah membuktikan bahwa ucapan pembenci itu salah dan kita menunjukan hal yang baik dengan fokus pada mimpi-mimpi kita.
Pelajaran yang paling Enes sukai dari basket adalah orang dari negara berbeda, warna kulit berbeda, nasionalitas berbeda, bahasa berbeda bisa bersama-sama bermain karena disatukan dengan satu bahasa yang sama, yaitu olahraga basket.
Mengenai Covid-19, Enes berpesan agar para siswa yang belajar di rumah tetap menjaga jarak dengan lingkungannya. Jika telah dari luar rumah, langsung cuci tangan yang bersih. Jangan menyikapi hal ini sebagai candaan belaka. Jika ingin berolahraga, bisa dilakukan di rumah atau sekitar rumah.
Pada akhir perbincangannya, para siswa yang ikut dalam percakapan itu berterima kasih kepada Enes dan Enes membalasnya bahwa perbincangan ini adalah sebuah berkah. Enes mengharapkan agar para siswa senantiasa menjaga keamanan dan kesehatan diri mereka dan orang yang mereka cintai. Tetap belajar dengan giat dan menunjukkan yang terbaik.
"Jika tidak ada yang mempercayaimu, percayalah pada dirimu sendiri. Banyak sekali hal yang akan mengganggumu, yang harus kamu lakukan adalah fokus dengan apa yang harus menjadi fokusmu untuk mewujudkan mimpi-mimpi indahmu," pungkas Enes. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad