KEREN! Enam Trayek Tol Laut Segera Beroperasi

Rabu, 20 April 2016 – 07:44 WIB
Pelabuhan. Foto ilustrasi dok.Jawa Pos


JAKARTA – Disparitas harga di Jawa dengan luar Jawa, Papua misalnya, masih cukup tinggi. Di Jawa, harga semen Rp 60 ribu per sak. Di Papua, harga semen Rp 2 juta per sak. 

Di Papua juga, harga beras, tepung, minyak goreng, dan bahan pangan lain bisa berlipat-lipat dibanding harga di Jawa. Sungguh kenyataan yang memiriskan hati.

BACA JUGA: Indonesia-Inggris Sepakati Komitmen Investasi USD 10 miliar

Disparitas harga ini tak hanya menjadikan warga Papua dan wilayah terluar lain menanggung beban biaya hidup lebih berat, namun juga menghambat pemerataan pembangunan. 

Solusinya, pemerintah pun mengembangkan tol laut. Kabar baiknya, dua trayek tol laut lagi akan segera beroperasi akhir bulan ini. Ini menyusul empat tol laut yang sudah beroperasi sebelumnya.

BACA JUGA: Blue Bird Turunkan Tarif, Simak Nih Rinciannya

Manager Komunikasi dan Hubungan Kelembagaan PT. Pelni Akhmad Sujadi mengatakan, saat ini, dari enam trayek tol laut, baru empat yang beroperasi, yakni Trayek 1, 2, 3, dan 6. "Akhir April ini kami tambah dua kapal untuk melayani trayek 5 dan 6," ujarnya kemarin (19/4).

Tol laut adalah kapal yang melayani trayek secara reguler, melalui wilayah-wilayah yang selama ini belum dilayani kapal komersial. 

BACA JUGA: BUMDes Diharapkan Bisa Jadi Outlet BNI di Desa

Menurut Chrisma, tol laut merupakan salah satu program prioritas yang menjadi andalan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) untuk mengembangkan wilayah terluar dan terdepan Indonesia.

Sujadi menyebut, Trayek T4 akan melayani rute Tanjung Priok- Makasar-Manokwari-Wasior-Nabire-Serui-Biak, pulang pergi (PP). 

Sementara, trayek T5 beroperasi dengan rute Makasar-Tahuna-Lirung-Morotai-Tobelo-Ternate-Babang-Ternate PP. 

"Sama seperti empat trayek lainnya, kapal ini nanti juga akan mengangkut sembako dan barang kebutuhan strategis lainnya seperti semen dan besi untuk bangunan," katanya.

Sebagai informasi, saat ini Pelni sudah mengoperasikan empat kapal tol laut. Tiga tol laut dioperasikan sejak November 2015. Ketiganya melayani rute T1, yakniTanjung Perak-Wanci (Wakatobi)-Namlea-Fakfak PP.  Pada rute ini, perjalanan dilayani oleh KM. Caraka Jaya Niaga 3-32.

Kemudian, trayek T3, Tanjung Perak-Larantuka-Lewoleba-Rote-Sabu-Waingapu PP yang dilayani KM. Caraka Niaga Jaya 3-34. Adapun Ttrayek T6 Tanjung Priok-Tarempa-Natuna PP, dijalankan oleh KM. Caraka Jaya Niaga 3-4.

Sedangkan, satu kapal lainnya, KM. Mentari Perdana, mulai berlayar akhir Maret lalu. Kapal melayani trayek T-2, Tanjung Perak-Kalabahi-Moa-Saumlaki-Dobo-Merauke PP.

Kapal-kapal tersebut dijalankan secara reguler selama 28 hari sekali. Tujuan utamanya untuk memperlancar distribusi barang ke berbagai daerah terpencil. Menjaga ketersediaan. "Sehingga, diharapkan disparitas harga antar wilayah dapat diturunkan,” kata Sujadi.

Manfaat tol laut sudah mulai dirasakan warga di Kawasan Timur Indonesia. Berdasar pantauan Kementerian Perdagangan, khususnya di Fakfak dan Kaimana di Papua, harga kedelai turun 14 persen, minyak goreng turun 20 persen, dan daging ayam turun 35 persen.

Sebelum adanya kapal berjadwal yang melayani rute-rute di kawasan Indonesia Timur, barang dari Indonesia Barat dibawa dengan pesawat dan kapal tak berjadwal, sehingga pasokan menjadi tak menentu yang membuat harga melonjak.

Saat rapat kabinet beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi mengatakan, rakyat di wilayah seperti Papua dan Maluku, benar-benar menantikan efektifitas tol laut dalam menekan harga. 

Karena itu, dia meminta agar perbaikan terus dilakukan. Misalnya, evaluasi rute pelayaran agar lebih efisien, peningkatan jumlah dan variasi muatan barang, efisiensi angkutan kargo baik berangkat serta muatan baliknya, deregulasi di pelabuhan-pelabuhan sehingga bisa memangkas prosedur dan mempersingkat waktu. "Intinya, tol laut harus dioptimalkan," jelasnya.

Staf Khusus Kepala Staf Presiden Chrisma Albandjar menambahkan, dalam rangka optimalisasi itulah, lanjut Chrisma, pemerintah ingin agar keberadaan tol laut bisa benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat, pelaku usaha, maupun pemerintah daerah. "Media memegang peran sangat penting untuk penyebaran informasi seputar tol laut," ujarnya.

Karena itulah, hari ini Kantor Staf Presiden menggandeng Jawa Pos untuk mencari formula optimalisasi tol laut. Dalam diskusi yang dilakukan di Graha Pena Jakarta, hadir Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, PT Pelni, serta pemerintah Provinsi Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur. (mia/owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BP2KP: Revitalisasi KAA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler