Keren, Miniatur Moge dari Limbah Paralon Ini Tembus Pasar Mancanegara

Sabtu, 24 April 2021 – 16:31 WIB
Warga Dusun Jurangsari, Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung Bahrun Mustofa pembuat miniatur moge berbahan dasar limbah pipa. Foto: Antara

jpnn.com, TEMANGGUNG - Warga Dusun Jurangsari, Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung Bahrun Mustofa tidak menyangka keterampilannya membuat miniatur motor gede (moge) klasik berbahan limbah pipa plastik diminati konsumen dari mancanegara.

"Hampir semua peminat karya saya ini dari mancanegara, seperti Amerika Serikat, Malaysia, dan Israel," kata Bahrun di Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (24/4).

BACA JUGA: Cara BRI Cabang Mataram Serap Hasil UMKM, dari Kerajinan hingga Jasa

Menurutnya, karya ekonomi kreatif dari limbah PVC ini dijual dengan harga mulai dari Rp 2,5 juta. Harga itu dibanderol tergantung skala dan kerumitannya.

"Pernah mendapat pesanan dari warga Amerika Serikat dengan harga Rp 15 juta, dengan bagian-bagian miniatur moge tersebut bisa dilepas," katanya.

BACA JUGA: Racik Ramuan Herbal dari Biji Salak Putut Kebanjiran Order, hingga Dua Ton Per bulan

Pria berusia 40 tahun itu mengatakan, tidak hanya menjual produk via luring namun juga daring.

Pemesanan melalui daring rata-rata dilakukan dengan mengirim gambar.

Pelanggan, kata dia, kebanyakan minta dibuatkan miniatur itu sepeda motor, kemudian skala miniatur terserah pemesan.

"Kebanyakan kalau permintaan dari Amerika Serikat dengan skala 1:6 sampai 1:10, tetapi kalau orang Malaysia skala 1:12," ujar Bahrun.

Bahrun menuturkan awal mula membuat miniatur moge pada 2013 akhir, kendati bahan baku produk menggunakan timah. Kemudian pada 2015 awal beralih menggunakan bahan PVC.

"Saya beralih membuat karya dari bahan timah ke PVC setelah dapat saran dari konsumen, yang merasa kasihan dengan saya dan keluarga saya akan bahaya radiasi dari timah," tuturnya.

Bahrun menyebutkan sebelum pandemi Covid-19, rata-rata setiap tahun bisa membuat karya miniatur moge sekitar 15-20 unit tergantung kerumitannya, namun pada masa pandemi tahun lalu hanya ada 8 pesanan.

Bahrun mengaku membuat miniatur moge ini belajar secara otodidak dan tidak mempunyai latar pendidikan seni maupun teknik mesin.

"Saya hanya lulusan SMA, saya membuat karya ini karena kepepet oleh keadaan harus mencukupi kebutuhan keluarga," beber Bahrun. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler