jpnn.com, JAKARTA - Kericuhan mewarnai Malam Munajat 212 di Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/2) malam sekitar pukul 20.57 WIB. Akibatnya, sejumlah pewarta yang meliput Malam Munajat 212 diduga menjadi korban intimidasi dan persekusi.
Kericuhan bermula ketika muncul kabar tentang copet yang tertangkap di lokasi Malam Munajat 212. Para pewarta segera merespons kabar itu.
BACA JUGA: Ikut Malam Munajat 212, Zulhas Harapkan Keberkahan
Sejumlah awak media lantas merekam dan memotret saat-sat copet tertangkap. Setelah itu, muncul gesekan antara panitia acara dengan para awak media. Baca juga: Massa Munajat 212 Paksa Awak Media Hapus Rekaman Video Kericuhan
Panitia tak terima ketika pewarta mengabadikan peristiwa tentang copet tertangkap. Bahkan, panitia meminya awak media menghapus video dan foto peristiwa coper tertangkap itu.
BACA JUGA: Ahlan wa Sahlan, Peserta Malam Munajat 212 datang Pakai Ongkos Sendiri?
"Media tolong rekamannya dihapus!" ujar seorang panitia Malam Munajat 212 dengan nada tinggi ke para pewarta.
Permintaan itu tak serta-merta dituruti awak media. Beberapa pewarta kucing-kucingan dengan panitia acara agar video dan foto penangkapan cokep tidak dihapus.
BACA JUGA: Penyandang Tunanetra Ikut Malam Munajat 212, Siapa yang Capek? Mereka Rela Memijat
Baca juga: Ahlan wa Sahlan, Peserta Malam Munajat 212 datang Pakai Ongkos Sendiri?
“Satu frame disuruh hapus,” ujar seorang pewarta media online yang merekam video kericuhan di Malam Munajat 212.
Menurutnya, seorang pewarta televisi juga dipersekusi agar menghapus video rekamannya. “Dia awalnya mengambil gambar karena ada ricuh-ricuh, tiba-tiba ditarik sama orang berbaju putih tulisannya LPI, disuruh hapus videonya,” ujarnya.(mg10/dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Imam Jumatan Aksi 212 Pimpin Salat Magrib Malam Munajat di Monas
Redaktur : Tim Redaksi