Keripik Kepompong Bertahan saat Pandemi Covid-19, Produksi Tiga Kuintal Per Hari

Selasa, 16 Maret 2021 – 16:41 WIB
UMKM keripik kepompong bertahan di tengah pandemi Covid-19. Foto: Antara

jpnn.com, TEMANGGUNG - Produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) keripik kepompong dari di Desa Kemiriombo, Gemawang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Pemilik usaha keripik kepompong "Dadi Waras" Triamaningsih (54) mengatakan, meskipun pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan produk olahan ketela itu, tetapi usahanya masih tetap berjalan.

BACA JUGA: Wow! Budi Daya Maggot, Petani di Bekasi Bisa Raup Omzet Rp12 Juta Per Bulan

"Masih bisa dijual dengan harga Rp 18 ribu per kilogram," ujar Tria, di Temanggung, Selasa (16/3).

Menurut dia, sebelum pandemi produksi bisa menghabiskan bahan baku singkong hingga empat kuintal per hari. Namun, saat ini dia mengaku hanya bisa menghabiskan bahan baku dua hingga tiga kuintal per hari.

BACA JUGA: Racik Ramuan Herbal dari Biji Salak Putut Kebanjiran Order, hingga Dua Ton Per bulan

"Produksi keripik berkurang, karena permintaan juga turun dengan adanya pandemi ini, tetapi alhamdulillah masih bisa berproduksi," kata dia.

Dia menyebut, penurunan produksi berdampak pada tenaga kerja yang dikurangi.

Semula, kata dia, setiap hari mempekerjakan 12-14 orang, saat ini hanya enam orang per hari.

"Para pedagang datang ke tempat kami. Kalau sebelum pandemi, banyak pedagang menitip uang sebelum barang diambil, tetapi sekarang kami harus bersabar untuk menunggu pembayaran," tutur dia.

Tria menuturkan, tidak pernah terkendala soal bahan baku, karena selain dari Temanggung, juga mendatangkan singkong dari Wonosobo.

"Meskipun harga singkong di pasar saat ini cenderung rendah, sekitar Rp 1.000 hingga Rp 1.200 per kilogram, tetapi kami tetap membeli dengan harga Rp 1.500 hingga Rp 2.000 per kilogram agar petani tetap semangat menanam singkong," tutur dia.

Dia juga mengatakan, produknya dinamakan keripik kepompong karena bentuknya menggelembung seperti kepompong.

"Awalnya kami hanya coba-coba untuk membuat keripik kepompong ini. Kami melakukan uji coba berkali-kali agar keripik bisa menggelembung seperti yang kami harapkan. Keripik kepompong produk kami ini sekarang sudah memiliki hak paten," kata Tria.

Proses pembuatan keripik kepompong, kata dia cukup mudah. Bahan baku singkong dikupas, dicuci, dikukus, digiling, dijemur dalam bentuk lembaran, setelah kering dipotong dan digoreng. Bumbu dasar keripik ini berupa garam dan bawang, setelah digoreng diberi penyedap.

"Singkong diolah karena sebelumnya banyak tetapi tidak laku," pungkas dia. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
UMKM   Usaha   Kewirausahaan   Pandemi  

Terpopuler