Kerja Para Pemuda Mengubah Kampung Dolly Jadi Pusat Edukasi

Rabu, 28 Oktober 2015 – 22:29 WIB
Gerakan Melukis Harapan (GMH) yang dipimpin Dalu Nuzlul Kirom. FOTO: JAWA POS

jpnn.com - MIMPI para pemuda ini adalah mengubah Dolly yang dulunya lokalisasi terbesar se Asia Tenggara itu menjadi kampung wisata edukasi. Kini Dolly pun perlahan mulai berubah. Gerakan Melukis Harapan (GMH) yang dipimpin Dalu Nuzlul Kirom ada di baliknya.

—————————

BACA JUGA: Pansus Pelindo II Pecah Kongsi, Ini Indikasinya

MAKET rumah terlihat berjejer di sebuah rumah di Gang V RT 5 RW 12 Kelurahan Putat Jaya, Surabaya, Kamis lalu (18/10). Bentuk bangunan rumahnya persis dengan rumah-rumah sebenarnya di kampung itu. Di halaman depannya tampak miniatur pot dengan aneka tumbuhan. Rindang. 

Di rumah tersebut, sekelompok warga di gang yang dulu bernama Dolly itu terlihat serius menuntaskan pekerjaan membuat maket-maket tersebut. Mereka didampingi anak-anak muda dari GMH. Dalu Nuzlul Kirom, sang ketua komunitas itu.

BACA JUGA: Bawaslu Tuding KPU Kaimana Terkesan Tak Ingin Jalankan Putusan Panwaslu

Maket tersebut tidak sekadar dibikin, tapi juga merupakan bagian dari cita-cita mereka mengubah wajah Dolly. Mereka ingin Dolly menjadi kampung hijau nan edukatif. 

"Ini langkah kami mewujudkan konsep Eduwisata Kampung Harapan Dolly," ujarnya.

BACA JUGA: Kenapa Gubernur Riau Sumringah saat Ditelepon Luhut, Ini Jawabannya...

Kini mimpi mengubah wajah Dolly tersebut mulai dirajut Dalu bersama warga lainnya. Dia meyakini, syarat utama agar sebuah lokasi menjadi jujukan wisata ada tiga. Yakni tempat untuk dikunjungi, kuliner atau oleh-oleh yang bisa dibeli, dan keindahan lingkungan. 

Supaya menarik didatangi, Dalu membuat konsep napak tilas. Para wisatawan bisa berjalan-jalan melihat bekas wisma di Dolly. 

Mereka juga disuguhi perubahan nyata. Wisma terbesarnya, yakni Barbara, berubah menjadi pusat pembelajaran. Ada Broadband Learning Center (BLC). 

"Kami bisa menjual sejarah. Membawa orang menelusuri gang dengan disuguhi cerita-cerita," ucap Dalu. 

Dolly sekarang juga kian hijau. Gang-gang di kawasan Putat dipenuhi bunga. Ke depan, warga menggunakan sistem hidroponik. Wisatawan yang datang nanti bisa diajari menanam dengan lahan minimal.

Berikutnya, keinginannya adalah membuat pusat oleh-oleh yang juga diharapkan mampu mengembalikan kemandirian ekonomi warga terdampak. Sebenarnya GMH sudah memiliki pilot project produksi samijali (samiler Jarak-Dolly). 

Yang memasak ibu-ibu. Jumlahnya sepuluh orang. Selama ini omzetnya pernah mencapai Rp 9 juta. Tapi, jualannya masih di luar Putat Jaya. Dalu berharap ada showroom untuk menampilkan produk makanan. 

"Harapannya, omzet bisa Rp 15 juta," kata pria berusia 26 tahun itu.

Mengubah Dolly bukan perkara mudah. Syaratnya tentu harus kenal warga. Dalu mendekati warga terdampak sejak sebelum Dolly ditutup. Pendekatannya pun dipilih yang berbeda. Yaitu bikin acara nonton bareng final Piala Dunia. "Sejak awal jangan menganggap siapa pun musuh," tuturnya.

Dalu mengungkapkan, hal tersulit yang masih dihadapi adalah mengembalikan aktivitas ekonomi warga terdampak. 

Karena itu, Dalu mencoba membuat banyak proyek ekonomi. Selain samijali, ada usaha rajut yang segera di-launching. Lalu usaha pasteurisasi dan aplikasi tenaga biodiesel dari minyak jelantah.

Alumnus Teknik Elektro ITS itu mengungkapkan, jika semua terwujud, lengkap sudah Dolly menjadi lokasi wisata. Sebagai uji coba, dia menyebut akan membawa para pimpinan Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan hadir di Surabaya dalam acara seminar besar besok (29/10).

Dalu mengaku tidak akan bisa melangkah jauh tanpa para sahabatnya di GMH. Mereka adalah para pemuda berusia di bawah 26 tahun. 

Asalnya beragam, di antaranya ITS, Unair, Stiesia, UINSA, Unesa, UMM, dan UGM. Kalau ditotal, jumlah anggota GMH sekitar 80 orang. Terbentuknya baru tahun lalu saat penutupan Dolly. 

"Anak muda nggak puas kalau nggak aksi nyata. Motif kami akhirat. Peluang pahala lebih baik dari dunia dan seisinya. Dolly case pertama. Jika berhasil, kami bisa bergerak di daerah lain," ucapnya.

Selain itu, bukan duit sedikit mengubah Dolly. Awalnya GMH memiliki donasi. Termasuk juara kompetisi komunitas. Dia juga diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara. Kini dia berharap mendapat dukungan lebih luas dari berbagai pihak. (nir/c9/git)

 

(Sejumlah sosok ini diangkat pada Edisi Khusus Jawa Pos-Induk JPNN. Mereka adalah para pemuda-pemuda yang tidak menangis dalam kondisi runyam yang menerjang diri, lingkungan atau bangsanya. Dengan tekad baja, mereka bergerak untuk mengubah kondisi eksternal yang yang tidak menguntungkan. Merekalah penantang krisis. Persona yang dengan sigap menyerap stamina dan antusiasme sebesar pendahulu mereka, peserta Kongres Pemuda II di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jalan Kramat Raya 106, Jakarta, 26-28 Oktober 1928.)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabut Asap Bisa Tunda Pilkada, Jika...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler