jpnn.com, JAKARTA - Politisi Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya menyampaikan kesaksiannya pernah melihat Ferdinand Hutahaean menunaikan salat.
Ferdinand yang dilaporkan oleh Ketua KNPI Haris Pertama ke Bareskrim Polri atas dugaan penistaan agama, melaksanakan salat berjemaah di sela menghadiri Kampanye Akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada 7 April 2019.
BACA JUGA: Kesaksian Mustofa yang Pernah Salat Subuh Berjemaah Bersama Ferdinand Hutahaean
Mustofa mengaku saat itu ikut melaksanakan salat subuh berjemaah bersama sejumlah tokoh yang menghadiri kampanye akbar tersebut, termasuk Ferdinand.
"FH (Ferdinand Hutahaean) ikut di sana, tetapi salah tata cara salatnya," kata Mustofa kepada JPNN.com, Sabtu (8/1).
Mantan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengetahui persis kejadian tersebut karena berada di sisi kanan Ferdinand.
Keduanya saat salat subuh berjemaah sama-sama berada di saf pertama.
BACA JUGA: Sudah Mualaf tetapi KTP Nonmuslim, Ferdinand Buka Suara, Ternyata
Menurut Mustofa, saat takbiratulihram terjadi kesalahan saat Ferdinand menjalankan salat.
Seharusnya, posisi tangan kanan bersedekap menutup tangan kiri, tetapi posisi tangan Ferdinand terbalik.
"Tangan kanan ada di dalam, lalu ditutup tangan kirinya posisi luar," beber Mustofa yang tercatat masih aktif berorganisasi di kepengurusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Mengetahui hal itu, kata Mustofa, seorang jurnalis yang ikut melaksanakan salat berjemaah sempat membantu membenarkan posisi tangan Ferdinand.
Pria yang pernah mencalonkan sebagai anggota DPR pada Pemilu 2014 dan 2019 itu menegaskan dalam pemahaman umat Islam, tidak ada perbedaan pendapat atau khilafiah mengenai cara bersedekap dalam gerakan salat.
"Semua juga tahu, salat pascatakbiratulihram itu, tangan kanan memegang tangan kiri. Ini sangat dasar sekali," tandasnya.
BACA JUGA: Habib Bahar bin Smith: Sebagai Warga Negara yang Baik, Saya Tidak akan Mangkir
Sejak beberapa hari terakhir, nama Ferdinand Hutahaean banyak diperbincangkan.
Ini terkait twit Ferdinand melalui akun @FerdinandHaean3 yang kontroversial karena menuliskan kalimat "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah, harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela".
Ferdinand kini dihadapkan pada persoalan hukum setelah dilaporkan ke Bareskrim Polri, meski twit tersebut sudah dihapus pada hari yang sama saat pengunggahan, 4 Januari 2022.
Ferdinand juga telah mengklarifikasi dan menyampaikan permohonan maaf terkait twitnya yang bikin heboh itu.
BACA JUGA: Arie Untung Penasaran Omongan Asnawi Mangkualam ke Striker Singapura, Begini Bilangnya
Tak hanya itu, Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Mandiri itu juga mengaku telah menjadi mualaf sejak 2017.
Namun, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis mengatakan meskipun Ferdinand mengaku mualaf, hal itu tidak bisa menjadi pembenar atas cuitan tersebut.
Menurutnya, selama yang dilakukan itu membandingkan Tuhan yang dia percaya dengan Tuhan yang disembah orang lain, itu tetap tidak dibenarkan.
"Menurut keputusan Ijtimak Ulama MUI, itu adalah penodaan agama," tegas Kiai Cholil. (tan/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi