Keseruan Emak-emak Mengejar Anak Babi di Perayaan HUT RI

Sabtu, 18 Agustus 2018 – 02:57 WIB
NGEJUK KUCIT: Ibu-ibu mengikuti lomba ngejuk kucit di Lapangan Bhuana Patra, Singaraja, Jumat (17/8). Foto: I Putu Mardika/Bali Express

jpnn.com, BULELENG - Perayaan hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan RI tentu tak lengkap tanpa lomba atau pertandingan. Di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, warga merayakan Hari Kemerdekaan RI dengan lomba ngejuk kuncit atau menangkap anak babi.

Kegiatan yang digelar di Lapangan Bhuana Patra, Singaraja itu mampu menyedot perhatian warga. Keseruan dan kemeriahan muncul karena pesertanya adalah para ibu.

BACA JUGA: Begini Cara Daniel Mananta Rayakan Kemerdekaan, Dalem Bro

Lomba ngejuk kucit itu baru pertama kali digelar. Namun, lomba yang unik itu langsung sukses menghibur masyarakat Singaraja pada perayaan HUT ke-73 RI.

Para penonton bejibun memadati Lapangan Bhuana Patra. Mereka melingkari arena untuk menyaksikan regu emak-emak dengan pakaian adat berlari-lari menangkap anak babi.

BACA JUGA: HUT RI Ke-73, Begini Pesan Kemerdekaan dari Sophia Latjuba

Ada 12 regu dari 12 desa di Kecamatan Buleleng yang ikut berpartisipasi dalam lomba ngejuk kucit. Satu regu terdiri dari lima orang yang seluruhnya ibu-ibu.

Mereka beraksi di tengah gelanggang berukuran 20 meter persegi. Gelanggang tersebut sudah disiram dengan air sehingga becek.

BACA JUGA: Raline Shah: Kita Harus Punya Rasa Memiliki Indonesia

Sekali pertandingan ada empat regu. Mereka harus berebut menangkap empat ekor babi yang dilepaskan panitia.

Begitu babi dilepas, para peserta tidak langsung menangkap babi. Mereka harus menari terlebih dahulu mengikuti irama musik dangdut kekinian.

Tak pelak para penonton terpingkal-pingkal menyaksikan adegan para emak-emak itu berjoget di tengah gelanggang. Sungguh menggelikan.

Setelah musik mati, panitia langsung memberikan aba-aba untuk memburu anak babi. Empat regu langsung berhamburan menangkap babi yang sudah dilepas.

Kemeriahan memuncak saat ibu-ibu tersebut berusaha mengejar babi yang berlarian ke sana kemari. Beberapa peserta bahkan ada yang jatuh bangun. Pakaian mereka pun kotor akibat lumpur.

Babi yang tertangkap lantas dimasukkan ke dalam karung. Babi itu sekaligus sebagai hadiah bagi peserta. Mereka boleh membawanya pulang untuk dipelihara kembali.

Dewa Made Ardika selaku ketua panitia lomba ngejuk kucit mengaku sengaja melibatkan ibu-ibu untuk ikut dalam kegiatan itu. Alasannya, di Bali yang terbiasa memelihara babi adalah kaum ibu-ibu.

Teknisnya, lomba dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama diikuti empat regu dan ada empat babi yang dilepas.

“Siapa yang paling banyak menangkap dialah yang menang. Hadiahnya ya babi itu. Mereka boleh membawanya pulang," tutur Ardika.

Sementara Bupati Buleleng Putu Agus Surdanyana yang hadir untuk membuka kegiatan itu mengatakan, keseruan lomba ngejuk kucit membuatnya tertarik menggelar kegiatan serupa dalam skala yang lebih besar.  Untuk tahun depan, Putu berencana menggelar lomba khusus ngejuk celeng bagi para bapak.

“Kelemahan-kelemahanya sudah kami tahu. Lapangannya kurang luas, pesertanya terlalu banyak dan nanti akan kami kurangi. Untuk laki-lakinya nanti akan kami kasih ngejuk celeng jadi biar seru," pungkasnya.(bx/dik/yes/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Marion Jola Ingatkan Pentingnya Bhinneka Tunggal Ika


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler