Ketahuan Habis Mudik, 28 Warga Duren Tiga Dikarantina

Selasa, 02 Juni 2020 – 22:45 WIB
Penempelan stiker pengawasan isolasi mandiri di rumah pemudik yang tidak miliki Surat Izin Keluar Masuk (SIKM), Selasa (2/6/2020). Foto: ANTARA/HO/dokumentasi kecamatan Menteng

jpnn.com, JAKARTA - Kelurahan Duren Tiga, Jakarta Selatan melakukan karantina mandiri terhadap 28 warga tersebar di sejumlah rukun warga (RW). Mereka dikarantina karena baru kembali dari kampung halamannya di Tegal, Jawa Tengah, tanpa Surat Ijin Keluar Masuk (SIKM).

"Ini merupakan salah satu arahan dari pimpinan Pak Wali Kota dan Pak Camat Pancoran untuk menindaklanjuti pemudik-pemudik yang kembali lagi ke Jakarta," kata Lurah Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Muhammad Mursid, di Jakarta, Selasa (2/6).

BACA JUGA: Kemenhub Perpanjang Masa Larangan Mudik

Mursid mengatakan sejak awal Ketua Gugus RW ditugaskan mendata warga yang kembali dari mudik ke Jakarta pada hari pertama Idul Fitri 1441 Hijriah/2020.

Ketua Gugus Tugas RW menemukan sejumlah warga yang kembali dari mudik ke Jakarta, sebanyak 28 orang.

BACA JUGA: Obati Rasa Kangen dengan Mudik Virtual, Begini Caranya

"Mereka isolasi mandiri selama 14 hari di masing-masing rumahnya," kata Mursid.

Selama menjalani karantina, warga tersebut akan dipantau kegiatannya oleh dokter dari Puskesmas kelurahan. Setelah menjalani karantina, warga tersebut akan diperiksa kesehatannya.

BACA JUGA: Tak Mudik ke Solo, Jokowi Berlebaran di Istana Bogor

Sementara itu, untuk logistik, konsumsi warga yang menjalani karantina akan dibantu oleh tetangganya, sehingga tetap nyaman selama isolasi mandiri.

Para pemudik yang kedapatan kembali dari kampung halaman tersebut tersebar di sejumlah RW di Kelurahan Duren Tiga, salah satunya RW 05.

Ketua RT 04/ RW 05 Kelurahan Duren Tiga, Wahyu Setiawan menyebutkan, warga yang menjalani karantina mandiri tersebut rata-rata berprofesi sebagai pedagang.

Warga tersebut kembali mudik dari kampung halamannya di Tegal, Brebes dan Pemalang. Mereka masuk ke Jakarta tanpa mengantongi SIKM dan lolos di pos pemeriksaan.

"Cerita mereka bisa lolos macam-macam, ada yang mengaku punya surat kesehatan dari Puskesmas asalnya," kata Wahyu.

Selain itu beberapa warga mengaku sudah menjalani karantina di kampung halamannya serta menjalani tes cepat deteksi COVID-19.

"Mereka mengaku sudah dikarantina di kampung halaman dan ditempatkan di balai desa," kata Wahyu.

Wahyu menambahkan, selama menjalani karantina, warga akan mendapat suplai makanan dari para tetangga termasuk dari ketua Rukun Tetangga.

Hal ini dilakukan untuk meringankan beban mereka, karena kebanyakan mereka berprofesi sebagai pedagang yang memiliki penghasilan harian dari berdagang.

"Mereka juga bilang tidak bisa jualan, sedangkan kontrakan harus bayar. Pas saya kasih solusi makan ditanggung, mereka senang sekali," kata Wahyu. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler