jpnn.com, SIDOARJO - Salah satu pedagang musiman yang selalu muncul saat Ramadan adalah jasa tukar uang.
Menjelang Lebaran, semakin banyak bermunculan di pinggir jalan. Rosita adalah salah satunya.
BACA JUGA: Siap-siap, 4 KA Tambahan Bisa Dipesan Mulai 00.01 WIB
Dia memilih untuk berjualan di tepi jalan Perumahan Taman Pinang Indah.
Annisa Firdausi - Radar Sidoarjo
BACA JUGA: Alquran Kuno dari Daun Lontar Dibersihkan, Begini Penampakannya
Pagi itu Rosita datang ke Perumahan Taman Pinang Indah (TPI) pada pukul 08.00. Bersama dengan suaminya, dia mulai menata lapak untuk jasa penukaran uang baru.
Setelah membuka papan besar, dia mulai menata lembaran demi lembaran uang. Mulai dari 100 ribu, 50 ribu, 20 ribu, 10 ribu, 5 ribu, hingga 2 ribu.
BACA JUGA: Hukum Muntah Karena Maag Saat Puasa
Selang satu jam dirinya membuka lapak, seorang pengendara sepeda motor berhenti tepat di depannya.
Sambil duduk di sepeda motor, calon pembeli itu menanyakan harga jasa tukar uang baru. Namun Rosita tidak langsung menjawab.
“Motornya diparkir saja dulu pak, dimatikan mesinnya,” ujar perempuan 25 tahun tersebut.
Ya, syarat utama untuk menukarkan uang baru di lapak milik Rosita adalah dengan memarkir kendaraan dan memastikan kendaraan dalam keadaan mati.
Mengapa? Rosita mengaku dirinya belajar dari pengalaman penjual lainnya.
Dimana uang yang dipajang sering dibawa kabur tanpa ada penukaran.
Rosita mengaku takut hal tersebut akan terjadi pada dirinya, karena itu dia menerapkan sistem tersebut.
“Tawar menawar pun baru bisa saya ladeni ketika pembeli turun dari kendaraannya,” katanya.
Sudah sejak 2010 lalu Rosita menekuni jasa penukaran uang baru.
Semua itu dilakukannya demi menambah penghasilan. Sebab saat Ramadan dan Lebaran kebutuhan selalu meningkat.
Sedangkan dirinya hanya ibu rumah tangga dan suaminya bekerja di bengkel.
Ibu satu anak ini mengaku selama satu bulan membuka jasa penukaran uang baru, penghasilan yang didapatnya bisa mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.
Tidak banyak memang, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Dalam satu hari, Rosita kulakan uang sebesar Rp 10 juta. Biasanya hanya laku Rp 1 juta.
Namun karena tahun ini yang dijual adalah uang jenis baru, maka dalam sehari bisa terjual Rp 2 juta.
Bahkan diprediksi akan terus meningkat menjelang Lebaran nanti.
Setiap hari, Rosita bergantian menjaga lapak dengan suaminya. Jika pagi hingga siang hari dirinya yang menjaga lapak. Sedangkan malam hariu giliran suaminya.
“Kalau malam lebih rawan terjadi pencurian,” imbuh perempuan asal Sidoarjo ini. (*/rud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Djarot: Kalau Bisa Tiap Bulan Puasa
Redaktur : Tim Redaksi