Ketakutan Tika Bravani Memerankan Nyai Ahmad Dahlan

Rabu, 09 Agustus 2017 – 07:25 WIB
Tika Bravani di MVP Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (18/4). Foto: Dedi Yondra/JawaPos.com

jpnn.com - Tika Bravani pantas menyandang predikat aktris spesialis istri tokoh bangsa. Bagaimana tidak, dia terus-terusan dipercaya memerankan karakter tersebut di dalam sebuah film biopik.

Tika memerankan Fatmawati dalam film Soekarno: Indonesia Merdeka (2013), lalu istri Jusuf Kalla, Mufidah, dalam film Athirah (2016).

BACA JUGA: Perjuangan Keras Marsha Timothy demi Si Pendekar Sableng 212

Kini ada tantangan yang lebih besar buat aktris 27 tahun tersebut. Yakni, memerankan Nyai Ahmad Dahlan di film Nyai Ahmad Dahlan yang tayang 24 Agustus mendatang.

Nyai Ahmad Dahlan (yang memiliki nama asli Siti Walidah) bukan hanya istri pendiri Muhammadiyah Ahmad Dahlan. Namun, dia juga merupakan pahlawan nasional yang membela hak-hak kaum perempuan.

BACA JUGA: Pengalaman Pertama Mengerikan, Nikita Willy: Aku Sampai Kaget

Tika merasa tanggung jawab moralnya sangat besar. Apalagi, di media sosialnya sudah banyak komentar netizen yang mengingatkan Tika untuk selalu berperilaku baik.

’’Pas digituin (diingatkan, Red) saya jadi takut gimana (respons masyarakat) saat filmnya sudah tayang nanti, ya,’’ kata Tika di kawasan Mampang, Setiabudi, Jakarta, kemarin.

BACA JUGA: Walau Luka dan Lebam Setiap Hari, Karenina Menikmati

Nyai Ahmad Dahlan hidup pada periode 1872–1946. Tika pun dituntut bisa membayangkan hidup pada masa yang serba terbatas itu.

Selama tiga bulan, bintang sitkom Saya Terima Nikahnya itu melakukan riset tentang sang Nyai.

Dengan literatur yang sangat sedikit, dia beruntung mendapat bantuan dari keluarga keturunan Nyai Ahmad Dahlan.

Setelah melakukan riset terhadap pendiri Aisyiyah itu, Tika mengungkapkan bahwa Nyai Ahmad Dahlan punya napas perjuangan yang sama dengan Kartini, pahlawan emansipasi.

Hanya, cara berjuang mereka berbeda. Nyai lahir dan besar di Kauman, Jogjakarta, yang terkenal sebagai basis Muhammadiyah.

’’Anak-anak yang tinggal di daerah Kauman dulu cuma bisa mengaji. Sekolah nggak bisa. Padahal, kan perempuan itu madrasah bagi anak-anaknya,’’ tutur Tika.

Nah, tantangan terbesar di film ini, kata Tika, dirinya harus memerankan tiga fase kehidupan Nyai sekaligus. Tidak hanya melafalkan dialog, tetapi juga harus memperhatikan intonasi dan gestur tubuh.

’’Ibaratnya, saya harus membedakan saat mengeluarkan emosi di umur 50 tahunan dengan saat remaja,’’ jelasnya.

Meski sudah pernah memainkan tokoh biopik, Tika merasa kali ini lebih berat. Saat memerankan Fatmawati, dia merasa beruntung karena dia tidak menjadi tokoh sentral.

Berbanding terbalik dengan Nyai yang menjadikannya tokoh utama. ’’Saya di sini juga harus memainkan tokoh sepuh. Dan, lawan main saya itu lebih tua daripada saya. Nah, saya harus bisa lebih baik daripada dia,’’ imbuhnya. (jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngehits Banget, Lagu Armada Ini Diangkat ke Layar Lebar


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler