jpnn.com - JERUSALEM - Hujan roket militan Jalur Gaza di Israel membuat pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu geram.
Mulai kemarin (3/7), militer Israel memperketat penjagaan di Jalur Gaza. Tensi politik di dua negara bertetangga itu meningkat setelah kematian tiga remaja Israel yang diculik militan Palestina.
Bus-bus militer yang mengangkut serdadu-serdadu Israel terlihat melaju ke perbatasan dengan Palestina. Tepatnya, Jalur Gaza. Militer Israel menyebut langkah tersebut sebagai bagian dari aksi defensif mereka atas meningkatnya serangan roket Palestina di perbatasan.
BACA JUGA: Waspadai Bom Al-Qaeda, AS Perketat Pengamanan Penerbangan
"Tetapi, kami juga sudah siap menghadapi aksi militan yang ekstrem," kata Letkol Peter Lerner, jubir militer.
Lerner berharap penempatan pasukan tambahan di Jalur Gaza mampu meredam ketegangan. Setidaknya, membuat militan Palestina berhenti menembakkan roket ke wilayah Israel.
Selain personel militer bersenjata lengkap, Israel menempatkan tank-tank dan sejumlah artileri di perbatasan. Dia menyebut senjata dan tank itu sebagai persiapan menghadapi aksi ekstrem militan.
Sementara itu, aksi saling lempar batu antara warga Palestina dan polisi antihuru-hara yang bermula Rabu dini hari (2/7) masih berlangsung hingga kemarin. Bahkan, aksi tersebut mulai merembet ke area lain di Jerusalem Timur.
BACA JUGA: Wanita Asal Denver Ditangkap Karena Dukung ISIS
"Aksi saling lempar batu itu mengakibatkan 232 orang terluka. Sebanyak 178 di antaranya adalah penduduk Shuafat," terang Amin Abu Ghazali dari Bulan Sabit Merah. (AP/AFP/hep/c23/tia)
BACA JUGA: Bekas Tentara AS Jual Patung Saddam Hussein
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkonsep ala Militer, Kamp Pecandu Internet Telan Korban
Redaktur : Tim Redaksi