Ketika Anjing Kintamani Resmi Jadi Ras Anjing Indonesia Pertama

Fisik Istimewa, Dibanderol Rp 25 Juta

Selasa, 28 Februari 2012 – 00:08 WIB
Drh Pudji Raharjo dan anjing hitam Kintamani. Foto : Miftahuddin/Radar Bali/JPNN

Ras anjing kintamani kini layak disejajarkan dengan anjing-anjing kondang macam herder atau rottweiler. Pamor anjing kintamani meningkat setelah dikukuhkan sebagai ras anjing Indonesia di Asian Kennel Union (AKU).
 
 KETUT ARI TEJA, Bali
 
ADALAH drh. Pudji Raharjo, sosok di balik dikukuhkannya anjing kintamani sebagai trah atau ras anjing pertama Indonesia oleh AKU. Momen istimewa itu lahir dalam forum AKU di Filipina pada 23 Februari lalu. "Ini kebanggaan Indonesia," kata Pudji yang menjabat ketua Bidang Litbang Himpunan Trah Anjing Kintamani Bali (HTAKB) kepada Radar Bali (JPNN Group) Minggu (26/2).

Pengakuan dari AKU itu tak lepas dari beberapa keistimewaan yang ada pada anjing kintamani. Pudji mengungkapkan, anjing kintamani berbeda dari ras anjing lainnya di dunia. Selain itu, anjing kintamani mampu menunjukkan keasliannya. Yakni, berasal dari Desa Sukawana dan Paketan.

"Meski kemudian tersebar ke seluruh Bali, Indonesia, dan bahkan luar negeri, itu karena manusia yang menyebarkan. Aslinya memang Sukawana dan Paketan," ungkapnya.
 
Ada empat jenis anjing kintamani yang terbagi menurut warna. Yakni, putih, hitam, cokelat muda/tua, serta cokelat dengan garis warna kehitaman. Sedangkan ciri-ciri fisik anjing kintamani adalah kepala bagian atas lebar, dahi dan pipi datar, moncong proporsional, rahang kuat, serta bibir berwarna hitam atau cokelat tua. Keunikan lainnya adalah telinga tebal berdiri berbentuk V terbalik dengan ujung agak membulat. "Telinganya istimewa karena seperti menghadap ke depan," ungkap Pudji.
 
Pria yang juga dosen di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana (Unud), Denpasar, tersebut mengatakan bahwa anjing kintamani jantan bertinggi 45 cm sampai 55 cm. Sedangkan yang betina bertinggi 40 cm sampai 45 cm.

Badan anjing betina relatif lebih panjang bila dibandingkan dengan jantan. Anjing kintamani memiliki bulu kerah yang oleh orang Bali disebut badong, yakn bulu yang tumbuh di daerah bahu. "Kalau makin panjang bulu badong, akan semakin bagus penampilan anjing kintamani," ungkap Pudji.

Bulu ekornya juga istimewa. Bulu ekor anjing kintamani terurai. Posisinya tegak membentuk sudut 45 derajat. Sedikit melengkung, tetapi tidak jatuh atau melingkar di atas pinggang.
 
Umur rata-rata anjing kintamani delapan tahun. Namun, ada juga yang sampai 17 tahun. Sekali hamil, anjing jenis itu bisa memiliki empat anak. "Hamilnya dua bulan," tutur Pudji.
 
Di Bali sejatinya ada banyak jenis anjing. Tetapi, yang asli adalah anjing kintamani. Sementara itu, anjing-anjing lainnya tidak jelas percampurannya. Bisa antara anjing kampung dan ras luar, anjing kampung dan anjing kintamani, atau anjing kampung dan anjing kampung. "Jenisnya akhirnya sudah tidak jelas," ujar pria asal Jember, Jawa Timur (Jatim), itu.
 
Nah, yang sudah diakui oleh AKU adalah jenis anjing kintamani putih. Target selanjutnya adalah memperjuangkan anjing tersebut agar diakui oleh Federation Cynologique Internationale (FCI), organisasi internasional yang membawahkan induk organisasi anjing trah di seluruh dunia. FCI bermarkas di Thuin, Belgia.
 
Ketua HTAKB Pusat Putu Wijaya Putra mengatakan, syarat untuk bisa menembus FCI adalah populasi minimal 800 ekor. Syarat itu terpenuhi. Sebab, anjing kintamani yang terdaftar sekitar seribu ekor. Syarat lainnya adalah harus ada delapan garis keturunan. "Kami target tahun depan bisa meraih pengakuan FCI," jelas pengusaha yang memiliki 12 anjing kintamani tersebut.
 
Perjuangan untuk mendapatkan pengakuan AKU tidak mudah. Itu berawal ketika anjing kintamani diakui oleh Perkumpulan Kinologi Indonesia (Perkin) pada 2006. Setelah itu, salah seorang penggemar anjing kintamani di Belanda, Wenny E. Ressang, mendaftarkan anjing tersebut ke AKU. Tetapi, upaya itu ditolak karena pendaftaran wajib dari daerah asal.
 
Juni 2011 AKU melakukan kongres di Korea Selatan (Korsel). Momen tersebut dimanfaatkan oleh Ketua Umum Perkin Suntono untuk memperjuangkan status anjing kintamani. "Sulitnya minta ampun, usul itu harus benar-benar detail. Masalah titik koma saja jadi masalah," ucap Putu.
 
AKU merespons dengan mengirimkan wakil ke Bali. Utusan itu bernama Ichiro Ishikawa. Pria asal Jepang tersebut melakukan pemantauan di Bali pada 13?17 Januari lalu. Ichiro bahkan datang langsung ke Sukawana dan Pekaten, Kintamani, untuk melihat bahwa masih ada anjing yang lahir di gua atau lahir secara tradisional.
 
"Ada jejak kaki anjing di semen yang lumutan. Mungkin beberapa tahun silam saat diplester ada anjing kintamani yang lewat. Sehingga saat kering, ada jejak anjingnya. Nah, jejak kaki anjing itu juga didokumentasikan," ungkap Putu.
 
Bagi Putu, anjing kintamani sudah menjadi bagian hidup. Dia memiliki rumah khusus untuk anjing-anjing itu lengkap dengan air conditioner (AC). "Saya ubah pola pemeliharaan. Biasanya kandang di ruang terbuka, saya buat seperti kamar. Lengkap dengan AC. Awalnya pola itu membuat stres anjing saya," ujar pengusaha kelahiran Kintamani tersebut. 
 
Pola makan pun diatur. Setiap anjing memiliki waktu lima menit untuk makan. Setelah itu, gantian dengan yang lain. "Kalau lima menit tidak makan, saya kasih air saja. Lama-lama dia mengerti. Dalam waktu lima menit, pasti makannya sudah habis," ujar Putu, lantas tersenyum. Dia juga punya tempat khusus untuk memandikan anjing dan mesin pengering bulu anjing.
 
Putu tergila-gila pada anjing kintamani sejak 2003. "Sebelumnya saya pelihara golden, rottweiler, herder, dan lainnya. Namun, ada cerita yang membuat saya cinta dengan anjing kintamani," tutur bapak dua anak itu.
 
Kebetulan, Kintamani adalah tempat kelahiran Putu. Suatu ketika dia berburu adenium ke Jogjakarta. Ternyata sang teman di Jogja memiliki dua anjing kintamani. Itulah cinta pertama Putu pada anjing kintamani. "Saat pulang ke Bali, saya jual semua anjing saya. Beli anjing kintamani," ungkapnya.
 
Dari segi ketangkasan, anjing kintamani memiliki kehebatan luar biasa. Dalam sebuah lomba ketangkasan, anjing kintamani selalu mendominasi. Anjing jenis itu juga cerdas, setia kepada majikan, dan menjadi anjing penjaga yang sangat peka.
 
Hasil penelitian drh Pudji Raharjo menyatakan, anjing kintamani punya sifat pemberani, tangkas, waspada, dan memiliki rasa curiga yang cukup tinggi. Juga, anjing penjaga yang andal, pengabdi yang baik terhadap pemiliknya, loyal, dan suka menyerang anjing atau hewan lain yang memasuki "wilayah kekuasaannya". Pergerakannya bebas, ringan, dan lentur. "Sangat cocok menjadi anjing penjaga rumah," katanya.
 
Harga pasaran anjing kintamani bervariasi. Mulai Rp 1 juta sampai Rp 2,5 juta. Bahkan, ada yang sampai Rp 25 juta. Pengakuan dari AKU diyakini bakal membuat nilai jual anjing kintamani bertambah mahal.
 
Dulu sebenarnya ada anjing jenis tengger yang menjadi ras anjing asli Indonesia. Namun, belakangan diketahui bahwa anjing jenis itu telah punah. Nah, kehadiran anjing kintamani bakal membuat anjing jenis tersebut sejajar dengan jenis-jenis anjing kelas dunia semacam herder dan rottweiler dari Jerman, golden dari Inggris, chow cho dan Peking dari Tiongkok, serta kishu dari Korea.
 
Anjing kintamani teruji sejak 1983. Saat itu anjing tersebut menjadi senjata penting bagi polisi untuk mengungkap kejahatan narkoba. Salah satunya adalah mengungkap keberadaan ladang ganja di Aceh. (*/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rohmad Hadiwijoyo, Pengusaha yang Membungkus Kisah Politik dalam Wayang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler