Ketika Budi Gunawan Bicara Intelligent City di Ibu Kota Negara Nusantara

Selasa, 01 Maret 2022 – 22:44 WIB
Kepala BIN Budi Gunawan bersama Presiden Joko widodo. Foto: Dok BIN

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Intelijen Negara (Kabin) Budi Gunawan mengatakan pemindahaan ibu kota negara (IKN) kali ini didorong oleh banyak pertimbangan.

Sebelumnya, Indonesia beberapa kali mengalami perpindahan IKN seperti dari Yogyakarta ke Bukittinggi, lalu ke Jakarta.

BACA JUGA: Ahmad Rouf Dukung Langkah Jokowi Pindahkan Ibu Kota Negara

Pria yang akrab disapa BG ini mengatakan perpindahan IKN di masa lalu didorong oleh situasi politik dan keamanan.

Kali ini, dia berharap perpindahan IKN bisa mewujudkan perkembangan masyarakat secara keseluruhan, baik dalam bidang politik, sosial, sumber daya manusia (SDM), dan ekonomi.

BACA JUGA: Kepala BIN Sebut IKN Nusantara Bakal Dorong Transformasi Peradaban

Diketahui, IKN di Jakarta akan dipindahkan ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur (Kaltim).

Kepastian perpindahan IKN ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara.

Selanjutnya, pengaturan IKN mengacu pada UU tersebut, termasuk menegaskan status IKN serta mengatur tentang kepala otorita IKN.

"Setidaknya terdapat dua pertimbangan utama mengapa Kutai kartanegara dipilih sebagai Ibu Kota baru, yaitu alasan geografis dan pemerataan pembangunan," kata Budi dalam keterangannya, Selasa (1/3).

Menurut dia, Kalimantan Timur berada di jalur khatulistiwa dan luas wilayah yang bisa dikembangkan untuk menjadi kota modern dan profesional.

Selain itu, kata dia, daerah yang diberi nama IKN Nusantara itu tidak berada di lempengan gempa sehingga memperkecil kemungkinan bencana.

“Posisi Kalimantan Timur juga diharapkan memperkuat kedudukan Indonesia sebagai negara maritim. Dengan begitu, dapat mendukung perkembangan ekonomi berkualitas dan berkelanjutan,” tutur jenderal polisi itu.

Selain itu, kepadatan penduduk di pulau Jawa juga menjadi salah satu alasan pentingnya pemindahan IKN ke Kalimantan Timur.

Akibatnya, perekonomian nasional tersentralisasi di pulau Jawa sehingga penduduk di wilayah lain menjadi lambat tersentuh pembangunan.

"IKN merupakan upaya membangun di Kalimantan agar berdampak peningkatan kesejahteraan Kalimantan adalah persepsi yang keliru karena sejatinya, IKN membangun Kalimantan agar terjadi kesimbangan spasial geopolitik Indonesia," papar Budi Gunawan.

Budi Gunawan menyebut IKN memiliki visi ‘Smart, Green, Beautiful, dan Sustainable’. Visi tersebut diterjemahkan melalui pengembangan kota yang berdampingan dengan alam melalui konsep forest city serta smart and intelligent city.

Melalui visinya diharapkan IKN dapat menjadi kota yang mengedepankan inklusi sosial dan modern, dengan tetap memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan.

Gagasan intelligent city kata Budi Gunawan, telah diterapkan di berbagai negara dan kota maju di dunia dan telah berhasil meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang hidup di berbagai kota dari seluruh penjuru dunia. Kunci keberhasilan intelligent city adalah kemampuan mengembangkan dan menerapkan teknologi yang notabene sebagai pondasinya.

Intelligent city merupakan konsep smart city yang ditambahkan dengan upaya untuk mengubah/mentransformasi komunitas untuk menjadi lebih baik, lebih kreatif, dan terlibat dalam proyek-proyek pengembangan komunitas pintar yang dapat mendorong terciptanya suasana kota yang saling terkoneksi melalui dukungan teknologi.

Dia menegaskan jika IKN ini mampu melaksanakan dan mewujudkan visinya sebagai daerah intelligent city maka akan menjadi role model bagi daerah lain di seluruh tanah air.

“Penerapan intelligent city di daerah-daerah di Indonesia ini menjadi penting dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan,” katanya.

Meskipun Indonesia mengenal dan berusaha untuk mengimplementasikan intelligent city beberapa tahun terakhir dan tergolong baru, tetapi banyak daerah yang telah mengusung kota atau daerah intelligent city, meskipun belum sepenuhnya berhasil.

Menurut Budi Gunawan penerapan konsep intelligent city juga sekaligus upaya untuk mensejajarkan dengan Ibu Kota Negara lain yang telah mengusung kosep serupa. Seperti Putrajanya-Malaysia yang telah mengusung intelligent city, Kota otonom Sejong-Korea Selatan dengan Eco-City, atau Smart City yang telah direncanakan oleh calon Ibu Kota baru mesir, El Alamein.

Tidak hanya sebagai prototype bagi daerah lain dalam mengembangkan intelligent city, IKN juga dapat mendorong lahirnya kepala daerah terbaik dengan visi teknokratik untuk meniru Nusantara sebagai benchmark nasional.

“Keberhasilan pemimpin IKN juga akan menjadi teladan bagi pemimpin daerah lain dalam menyelenggarakan pemerintahannya,” ujar Budi.

Selain itu, pendirian IKN saat ini merupakan momen yang tepat di tengah Indonesia memilik bonus demografi. Pada satu sisi, bonus demografi yang ditandai dengan penambahan penduduk usia produktif merupakan window of opportunity (keuntungan) yang tidak terelakkan bagi Indonesia.

Peningkatan usia produktif akan menggerakan roda perekonomian dan meningkatkan PDB (produk Domestik Bruto).

Di sisi lain, menurut Budi bonus demografi bisa menjadi beban dan boomerang apabila usia produktif memiliki kompetensi rendah dan tidak difasilitasi dengan lapangan kerja yang memadai. Melalui pembangunan IKN baru maka dapat mencegah terjadinya brain drain (kehilangan sumber daya produktif) di tengah bonus demografi ini.

“IKN berusaha menciptakan pusat pertumbuhan baru yang dapat bermafaat bagi penyerapan banyak tenaga kerja sehingga brain drain dapat dicegah,” tutup BG.(mcr9/jpnn)


Redaktur : Budi
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler