Ketika Cinta Bersemi di Negeri Vladimir Putin

Senin, 06 Maret 2017 – 15:55 WIB
Ketika Cinta Bersemi di Negeri Vladimir Putin. Ilustrasi Fajar/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Tinggal enak di negeri orang seperti di Rusia sempat membuat Karin, 38, tak mau pulang ke Tanah Air.

Tapi pada 2016 lalu, ia terpaksa pulang saat izin visanya di negeri itu tidak bisa diperpanjang karena statusnya bukan lagi istri warga Tiongkok yang menikahinya di Surabaya dan memboyongnya ke Rusia.

BACA JUGA: Kelihaian Seorang Istri Membangun Cinta Segitiga

Umi Hany Akasah - Radar Surabaya

Setelah bercerai dengan suaminya yang warga Tiongkok, status Karin di visa yang dulunya menikah sontak berubah menjadi janda. Namun bukan itu yang membuatnya nelongso.

BACA JUGA: Ketika Suami Jatuh Hati pada Janda Beranak Enam

Ia tak pernah tahu jika statusnya itu sudah berubah sejak empat tahun lalu, atau tepatnya pada 2012.

“Ini saya mau mengurus cerai di Indonesia ke PA (Pengadilan Agama, Red). Sumpah, loro ati aku,” ungkap Karin dengan wajah kesal.

BACA JUGA: Hubungan Cinta Terlarang Antara Suami dan Keponakan

Karin harus mengurus cerai di Indonesia karena dulu dia menikah di Surabaya. Karena itu meski sempat tinggal selama sepuluh tahun di Rusia, logat Suroboyoan Karin masih cukup kental.

Wanita yang kenal dengan suaminya di Bali dan kemudian diboyong ke Rusia itu mengaku tidak akan memaafkan suaminya, walaupun dia diminta untuk kembali ke pelukannya.

“Suami saya memang sangat sayang sama saya. Tapi, orang sana masak mau diajak sulit seperti saya. Di Rusia, saya ini jualan roti dan sewa toko,” kata Karin yang pandai bahasa Prancis dan sedikit bahasa Rusia itu.

Dari berjualan roti dengan menyewa toko, Karin dan suaminya sebut saja Donjuan, 48, kini berhasil memiliki beberapa toko.

Bahkan di negerinya Vladimir Putin itu, ibu satu anak ini mampu membeli dua partemen dari usaha berjualan roti yang laris manis dan disukai warga Rusia.

Dari kegigihannya pula, dia kini telah membuka beberapa cabang di luar kota Moskow. Seperti di Kazan yang merupakan salah satu kota terbesar di Rusia sebagai pusat industri dan perdagangan.

“Yang di Kazan, suami yang saya minta untuk jaga. Saya tetap di Moskow. Karena di sana (Moskow, Red), awal mula bisnis kami. Jadi tidak bisa langsung diserahkan ke
orang lain,” jelasnya.

Namun di kota Kazan itulah, prahara rumah tangganya berawal tanpa diketahuinya sebelumnya.

Menurut Karin, Donjuan berkenalan dengan seorang wanita asal Vietnam. Kemudian karena keduanya sering berkomunikasi, akhirnya mereka berselingkuh di belakangnya.

“Saya memang jarang ke Kazan karena jauh dan sibuk di Moskow. Tapi sejak di Kazan itulah, Donjuan malah jarang pulang dan bahkan sulit dihubungi lewat handphone, ” urainya.

Empat tahun berjalan, bisnis roti di Kazan merugi. Karin pun harus menjual apartemennya untuk membayar utang­utang sewa toko yang ternyata tidak dibayar oleh Donjuan.

Meski demikian, Karin berusaha sabar dan meminta Donjuan kembali ke Moskow untuk menemaninya melanjutkan bisnis roti di ibu kota negara Rusia itu. Sayang, rayuan Karin tak berhasil.

Sampai akhirnya, dia harus memperpanjang visa tinggalnya karena sudah akan habis masa berlakunya. Dari situlah, Karin akhirnya tahu jika suaminya sudah menikah lagi dengan wanita asal Vietnam yang dulu sempat menjadi pegawainya.

Setelah dicek di kantor kependudukan Rusia, dia baru mengetahui kalau statusnya sudah bukan lagi istri Donjuan yang warga Rusia karena lahir di sana. Karin yang asli arek Kapasan tidak boleh memperpanjang tinggalnya di Rusia karena visanya sudah habis.

Ironisnya lagi, dia menemukan bukti jika status suaminya sudah menikah dengan orang lain.

“Padahal karena saya warga Indonesia, maka apartemen dan toko­toko tempat usaha kami semua atas nama suami yang warga Rusia. Lha, saya kan kehilangan semua harta gono gini yang sekarang jadi milik suami. Padahal kalau dirupiahkan, nilainya sekitar Rp 40 miliar lebih. Saya ngaplo nggak dapat apa­apa,” sesalnya.

Namun, Karin belum menyerah. Ia pun mengajukan surat gugatan ke pengadilan di Rusia karena suaminya dinilai sudah memalsukan data.

Kini, proses sidang sedang berlanjut. Ia juga meminta bantuan kedutaan RI di Rusia untuk membantu proses peradilan itu.

Selain itu, saat ini, dia sedang menyesaikan proses pengajuan visa ke Rusia lagi.

“Sebab di sana, saya masih punya satu toko. Itu yang sementara bisa saya kelola,” kata Karin yang mengaku akan kembali ke Rusia pada akhir tahun, Desember 2017 mendatang.

(*/jay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Resepsi Pernikahan Kelabu, Nama Sama Lain Orang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler