Ketika Dua Driver Mobil Remote Control Kelas Dunia Bertanding di Surabaya

Kyle Suka Lemper, Hara Tak Terganggu Panas

Selasa, 23 Oktober 2012 – 00:03 WIB
PEMANASAN: Kyle McBride dan Atsushi Hara memamerkan mobil remote control mereka di Surabaya Sabtu (20/10)lalu. Mereka tampil di Surabaya sebagai persiapan jelang kejuaraan dunia. Foto: Panji Anggara/Jawa Pos

Mantan juara dunia Remote Control Buggy Atsushi Hara dan kampiun Asia-Australia Kyle McBride memanfaatkan event di Surabaya sebagai ajang pemanasan jelang world championship. Bermodal rekaman penampilan tahun lalu, pelajari tikungan dan undakan.  
 
 PANJI DWI ANGGARA, Surabaya
 
TANPA memedulikan keringat yang membasahi seluruh wajah, Kyle McBride serius mengutak-atik mobil remote control (RC) miliknya. Dibantu sang ayah, Scott McBride, Kyle telaten melumasi dengan oli dan mengencangkan beberapa bagian mobil itu.

Diperlukan waktu setengah jam bagi keduanya untuk merakit mobil andalan agar meraih hasil maksimal dalam sesi kualifikasi C-Netic Challenge 2012 di Sirkuit C-Netic, Wiyung, Surabaya, Sabtu lalu (20/10). "Coba ditekan remote-nya. Oh, laju roda belum terlalu baik dan balance. Tolong ambilkan obeng itu," kata Scott kepada anaknya.

Kolaborasi anak-bapak asal Australia tersebut memang terlihat sangat padu. Keduanya kompak dalam urusan menghasilkan mobil balap yang mumpuni. Itu pula salah satu kunci kesuksesan Kyle hingga bisa meraih prestasi kelas dunia.

Saat ini Kyle bertengger di urutan keempat dunia driver atau player RC Buggy versi IFMAR (International Federation of Model Auto Racing). Permainan mobil RC sendiri terbagi menjadi dua. Yakni, RC on-road dan RC off-road.

Yang didalami Kyle maupun Hara adalah bagian dari RC off-road yang bernama 1/8 buggy. Perbedaan antara RC off-road dan on-road terletak pada lintasan dan tentu saja pada mobilnya juga. Jika on-road bermain di lintasan aspal, off-road bermain di lintasan tanah.

Masing-masing tentu memiliki karakteristik tersendiri. Off-road terkenal dengan lintasannya yang berundak-undak. Sedangkan on-road terkenal dengan kecepatannya yang sangat tinggi. "On-road ini hampir sama dengan F 1 kalau di balapan asli," kata Ferry Poernomo, panitia C-Netic Challenge 2012.

Kehadiran Kyle juga semakin menyemarakkan C-Netic Challenge 2012, lomba yang digelar rutin tiap tahun dan tahun ini merupakan penyelenggaraan kedua. Tahun lalu di event yang sama, Kyle berhasil menyabet posisi terhormat, yakni juara umum.

"Selalu menyenangkan bisa bermain di sirkuit ini. Makanya, ketika ada informasi bahwa lomba ini akan kembali digelar, saya langsung mengajukan diri ikut serta," katanya.

Tergabung dalam tim Kyosho, Kyle ingin memantapkan posisinya sebagai salah satu yang terkuat di Asia. Kemenangan itu dia harapkan mampu melengkapi gelar juara Asia dan Australia yang diraihnya berturut-turut pada 2011 dan 2012.

"Bermain di lomba ini, gengsinya juga sangat tinggi. Sebab, sirkuit yang digunakan merupakan salah satu sirkuit terpanjang dan terbesar di dunia. Kesulitannya cukup menguras tenaga dan pikiran," kata lelaki yang lahir di Brisbane, Australia, 6 Desember 1995, tersebut.

Karena saking sulitnya, tidak heran jika kemudian dalam mempersiapkan lomba itu Kyle sering memutar rekaman permainannya tahun lalu. Rekaman itu dibuat sang ayah yang pada masa mudanya dulu juga merupakan driver.

"Yang saya pelajari tentu posisi tikungan dan undak-undakan yang ada. Itu sangat penting untuk menghasilkan permainan yang bagus," terang pelajar kelas dua SMA tersebut.

Intensitas latihan pun dia tingkatkan menjelang kedatangan ke Surabaya, dari seminggu sekali menjadi tiga kali seminggu. "Itu pun jamnya ditambah dari latihan normal," jelas kolektor kacamata hitam tersebut.

Tapi, sayang, mobil yang dikendalikan Kyle mengalami kerusakan dalam lomba kemarin hingga dia gagal mempertahankan gelar. Namun, ajang C-Netic Challenge 2012 tetap berguna bagi dia karena menjadi pemanasan menjelang gelaran kejuaraan dunia 2012 yang akan diselenggarakan di Argentina bulan depan.

Kejuaraan dunia itu merupakan lomba dua tahunan yang bakal mempertandingkan para driver RC Buggy terbaik dari seluruh dunia. Untuk bisa tampil di sana, driver harus memiliki nilai dan track record yang baik. Salah satu cara untuk mendapatkannya adalah mengikuti turnamen. Misalnya C-Netic Challenge 2012.

Pada kejuaraan dunia terakhir dua tahun silam di Thailand, Kyle berada di posisi keempat. "Target saya tahun ini bisa menjadi juara dunia," ucap dia.

Dua kali bermain di Surabaya, Kyle sudah memiliki penilaian tersendiri bagi kota yang kini dipimpin Tri Rismaharini tersebut. Menurut dia, Surabaya merupakan tempat yang nyaman, ramah, dan menyenangkan. Kuliner di kota itu pun, tambah Kyle, sangat lezat. Salah satu yang menjadi favoritnya adalah lemper ayam. 

Snack yang terbuat dari ketan berisi suwiran daging ayam itu baru kali pertama dia rasakan pada hari pertama kunjungan keduanya ke kota tersebut. "Saya dikasih sama panitia yang menjemput di bandara. Hmm, rasanya lezat sekali, sangat nikmat. Makanya, saya kemarin sudah request juga kepada panitia bahwa snack yang dikasih ke saya nggak usah pizza, melainkan lemper saja," katanya, lantas tertawa.

Meski overall dia mengaku sangat cinta dengan Surabaya, ada satu hal yang cukup dibencinya dari kota itu. Apa lagi kalau bukan cuacanya yang sangat terik. "Sungguh panasnya itu luar biasa. Saya sudah pakai kacamata, tapi ketika melihat sirkuit tetap saja terkadang silau. Bawaannya haus terus," jelasnya.

Namun, Kyle menyatakan bahwa kendala cuaca itu tidak akan menyurutkan semangatnya untuk menampilkan yang terbaik. "Saya mau mempertahankan posisi juara tahun lalu," ujar bungsu di antara dua bersaudara itu dengan mantap.

Jika Kyle mengeluhkan cuaca panas, pendapat berbeda justru disampaikan Atsushi Hara. Peringkat kedua dunia asal Jepang yang juga ikut meramaikan perlombaan tahunan itu mengatakan suka dengan cuaca ibu kota Jawa Timur tersebut.

Menurut dia, cuaca di Surabaya tidak jauh berbeda dengan tempat domisilinya saat ini di Thailand. "Saya pindah dari Jepang ke Thailand ya karena cuacanya. Ternyata, Surabaya tidak kalah menyenangkan," ujar dia.

Kedatangan lelaki yang menjadi juara dunia pada 2008 tersebut di Surabaya merupakan kali pertama. Namun, untuk Indonesia, dia mengaku bahwa ini adalah kedatangan ketiganya. "Sebelumnya, beberapa tahun lalu, saya ke Jakarta dan Malang. Ke Malang untuk mengikuti kejuaraan tingkat Asia Pasifik pada 2005. Ketika itu saya berhasil menang dan menjadi juara," katanya dengan bangga.

Entah karena memang senang dengan cuaca Surabaya, Hara terlihat lebih enjoy jika dibandingkan dengan peserta-peserta bule lain. Jika yang lain terlihat sering menyeka keringat, Hara justru tetap berfokus membenahi mobil-mobilan kesayangannya.

Tergabung dalam tim HB HPI Racing, sama dengan Kyle, Hara juga memanfaatkan perlombaan di Surabaya kali ini sebagai salah satu persiapan untuk menyambut kejuaraan dunia. "Tahun lalu gelar saya direbut. Kini saya ingin kembali meraih posisi puncak atau juara I," ucap dia yang akhirnya menduduki posisi kedua di lomba kemarin.

Lahir pada 26 Oktober 1979, dia kenal permainan RC buggy sejak masih berusia sepuluh tahun. Pada 2001 atau saat usianya menginjak 22 tahun, Hara memutuskan terjun ke bidang permainan profesional.

Permainan itu, menurut dia, memiliki beragam manfaat. Bukan asal adu cepat mengendalikan mobil RC. "Yang pasti, kita dituntut cerdas mengambil keputusan dalam situasi apa pun, mampu melihat kesempatan sekecil apa pun, dan yang terpenting mampu membuat kita menjadi sosok yang fair play," ungkap dia.

Kyle maupun Hara sepakat bahwa Surabaya dengan segala fasilitas yang ada serta para driver yang bertalenta bisa menjelma menjadi salah satu kota yang disegani dalam permainan RC tingkat dunia. "Yang penting, jangan pernah lelah untuk berlatih," tegas Hara, disambut anggukan Kyle. (*/c11/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Restorasi Kali Ciliwung, Kembangkan Eco-Friendly


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler