RECIFE – Laga pembuka Grup B Piala Konfederasi 2013 langsung menyajikan duel panas antarjuara dua kiblat sepak bola dunia: Spanyol versus Uruguay. Spanyol menyandang status juara Piala Dunia 2010 dan Euro 2012. Di sisi lain, Uruguay adalah jawara Copa America 2011.
Bagi Spanyol, ajang Piala Konfederasi adalah target yang harus diraih. Meski sudah menjadi juara dunia dan Eropa, belum sekali pun La Furia Roja –sebutan timnas Spanyol– berjaya di Piala Konfederasi. Mereka kandas pada Piala Kondeferasi 2009 di Afrika Selatan.
Entrenador Spanyol Vicente del Bosque menyebut timnya mengalami banyak perubahan. Spanyol tidak seperti saat menjadi jawara Euro 2008 dan 2012 atau Piala Dunia 2010. Baik dari segi komposisi pemain maupun variasi taktik.
”Dalam sepak bola, setiap satu atau dua tahun pasti ada perubahan. Begitu pula dalam tim kami. Sangat sulit untuk mengubahnya karena kami merintisnya sejak 2008. Menjadi kewajiban kami untuk berubah,” ujar Del Bosque seperti dilansir Reuters.
Di bawah mistar, misalnya, nama Iker Casillas digantikan Victor Valdes. Pun demikian untuk posisi lini tengah dan depan. Cesc Fabregas yang biasa dipercaya sebagai penyerang palsu atau false 9, tampaknya, akan duduk di bangku cadangan. Posisi penyerang dipercayakan kepada David Villa.
Di sisi lain, Uruguay tidak ciut nyali dalam menghadapi Spanyol. Negara yang pernah menjadi raja sepak bola di awal-awal Piala Dunia itu tertantang untuk mempermalukan Spanyol sebagai representasi Eropa. ”Sebuah motivasi bagi kami untuk menantang juara dunia dan Eropa, Spanyol,” ungkap pelatih Uruguay Oscar Tabarez kepada situs resmi Conmebol.
Bekal Uruguay cukup lengkap. Dari sisi motivasinya, Diego Lugano dkk masih merasakan euforia keberhasilan mengalahkan Prancis 1-0 pada laga persahabatan pekan lalu. Selain itu, dua bombernya, Luis Suarez dan Edinson Cavani, sukses menguasai persaingan striker di Benua Biru.
Menurut Tabarez, duel melawan Spanyol akan menentukan langkah Uruguay ke depan. Sebab, dua laga selanjutnya relatif enteng. Yakni, menghadapi juara Afrika, Nigeria, dan juara Oceania, Tahiti.
Tabarez menyebut permainan Spanyol harus diwaspadai. Terutama permainan kolektif di lini tengah. ”Spanyol merupakan tim dengan penguasaan bola tinggi. Itu akan ditekankan kepada pertahanan lawan,” jelasnya. (ren/c10/ca)
Bagi Spanyol, ajang Piala Konfederasi adalah target yang harus diraih. Meski sudah menjadi juara dunia dan Eropa, belum sekali pun La Furia Roja –sebutan timnas Spanyol– berjaya di Piala Konfederasi. Mereka kandas pada Piala Kondeferasi 2009 di Afrika Selatan.
Entrenador Spanyol Vicente del Bosque menyebut timnya mengalami banyak perubahan. Spanyol tidak seperti saat menjadi jawara Euro 2008 dan 2012 atau Piala Dunia 2010. Baik dari segi komposisi pemain maupun variasi taktik.
”Dalam sepak bola, setiap satu atau dua tahun pasti ada perubahan. Begitu pula dalam tim kami. Sangat sulit untuk mengubahnya karena kami merintisnya sejak 2008. Menjadi kewajiban kami untuk berubah,” ujar Del Bosque seperti dilansir Reuters.
Di bawah mistar, misalnya, nama Iker Casillas digantikan Victor Valdes. Pun demikian untuk posisi lini tengah dan depan. Cesc Fabregas yang biasa dipercaya sebagai penyerang palsu atau false 9, tampaknya, akan duduk di bangku cadangan. Posisi penyerang dipercayakan kepada David Villa.
Di sisi lain, Uruguay tidak ciut nyali dalam menghadapi Spanyol. Negara yang pernah menjadi raja sepak bola di awal-awal Piala Dunia itu tertantang untuk mempermalukan Spanyol sebagai representasi Eropa. ”Sebuah motivasi bagi kami untuk menantang juara dunia dan Eropa, Spanyol,” ungkap pelatih Uruguay Oscar Tabarez kepada situs resmi Conmebol.
Bekal Uruguay cukup lengkap. Dari sisi motivasinya, Diego Lugano dkk masih merasakan euforia keberhasilan mengalahkan Prancis 1-0 pada laga persahabatan pekan lalu. Selain itu, dua bombernya, Luis Suarez dan Edinson Cavani, sukses menguasai persaingan striker di Benua Biru.
Menurut Tabarez, duel melawan Spanyol akan menentukan langkah Uruguay ke depan. Sebab, dua laga selanjutnya relatif enteng. Yakni, menghadapi juara Afrika, Nigeria, dan juara Oceania, Tahiti.
Tabarez menyebut permainan Spanyol harus diwaspadai. Terutama permainan kolektif di lini tengah. ”Spanyol merupakan tim dengan penguasaan bola tinggi. Itu akan ditekankan kepada pertahanan lawan,” jelasnya. (ren/c10/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LeBron: Saatnya Kami Juara Lagi
Redaktur : Tim Redaksi