jpnn.com -
HRABOVE – Tepat setahun lalu pesawat Malaysia Airlines MH17 celaka di Ukraina. Pesawat yang mengangkut 298 penumpang dan kru itu jatuh dan meledak lantaran terkena hantaman rudal. Tidak ada seorang pun yang selamat.
BACA JUGA: HEBOH Video Mesum Ruang Ganti Uniqlo Gegerkan Tiongkok
Jumat (17/7) masyarakat Ukraina dan Australia memperingati tragedi yang memantik kecaman dari segala penjuru dunia tersebut.
Di Ukraina, sekitar 200 orang berkumpul di Kota Hrabove, Distrik Shakhtarsk Raion, Donetsk Oblast. Di lokasi itulah, setahun lalu, badan pesawat milik Malaysia tersebut jatuh dan terbakar. Perempuan dan anak-anak membawa bunga dan meletakkannya di halaman sebuah gereja. Di gereja ortodoks itu, para pemimpin lokal mengadakan doa bersama untuk para korban.
BACA JUGA: Diberondong, Empat Marinir Tewas
”Pria-pria tegap berseragam militer Uni Soviet (kini Rusia) terlihat di sekitar gereja,” kata seorang warga. Acara tersebut, menurut kabar, juga diamankan kelompok separatis pro-Rusia yang bersarang di lokasi itu. Saat peringatan, sekitar 100 orang tampak mengusung bendera sejumlah negara asal para korban tragedi maut tersebut. Tapi, ada juga bendera kelompok separatis yang berkibar.
Pada waktu yang sama, warga Australia memperingati jatuhnya pesawat yang menempuh rute Amsterdam–Kuala Lumpur itu. Perdana Menteri (PM) Tony Abbott memimpin langsung upacara yang dihadiri kerabat dan keluarga korban. Dalam penerbangan nahas tersebut, ada 38 warga negara Australia yang tewas.
BACA JUGA: Merkel Yakin Parlemen Setuju Memberikan Restu Bailout untuk Yunani
Abbott meresmikan plakat bertulisan nama para korban. Plakat itu didirikan di atas tanah yang sengaja dibawa langsung dari lokasi kejadian. Seorang polisi Australia membawa tanah tersebut dari Ukraina. ”Dia (polisi itu) tahu bahwa lokasi jatuhnya MH17 adalah sakral. Karena itu, bagian dari lokasi itu harus kembali ke Australia,” ujar Abbott. Dia memuji langkah humanis si polisi.
Setelah meresmikan plakat, Abbott dan istrinya meletakkan karangan bunga. Puluhan keluarga dan kerabat korban mengikuti langkah pemimpin 57 tahun tersebut. Sebagian di antaranya tidak kuasa membendung air mata.
Beberapa orang tampak mencium karangan bunga mereka sebelum meletakkannya di depan plakat. Sebagian yang lain mencium tangan mereka, lantas menyentuh plakat.
Setahun berlalu, tabir tragedi yang merenggut 298 nyawa itu tidak kunjung terungkap. Ukraina dan negara-negara Barat menuding separatis pro-Rusia yang berkuasa di wilayah timur sebagai pelaku penembakan.
Skenario lain menyebut pasukan Rusia sebagai otak penembakan. Sebaliknya, Moskow menuduh pasukan Ukraina yang menembak MH17.
Australia bersama Belgia, Malaysia, Belanda, dan Ukraina telah meminta Dewan Keamanan (DK) PBB melaksanakan sidang kriminal internasional guna mengusut tragedi MH17. Namun, langkah itu diveto Rusia. ”Menggelar sidang sementara investigasi berlangsung bukanlah langkah yang tepat,” tegas Presiden Vladimir Putin.
Sementara itu, Inggris akhirnya punya pendapat yang sama dengan Australia dan empat negara lain. Kemarin Menteri Luar Negeri Philip Hammond menegaskan bahwa membawa kasus MH17 ke Mahkamah Internasional akan menjawab banyak hal.
”Keadilan harus ditegakkan bagi 298 orang tak berdosa yang kehilangan nyawa mereka,” tandasnya. (AP/AFP/hep/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sembilan Tewas Tertimbun Tanah Setelah Dinding Tambang Ambruk
Redaktur : Tim Redaksi