Ketika Warga Desa Transmigran Cas Cis Cus Bicara Bahasa Inggris

Minggu, 05 Agustus 2012 – 18:17 WIB
Dirjen P2KTrans Kemenakertrans, Jamaluddien Malik (tengah) dan Mustofa (pojok kanan belakang) saat foto bersama dengan para pejabat Kabupaten Barito Kuala, serta anak-anak Kampung Inggris Karang Indah. (Foto: Nicha/jpnn)
TAK pernah dibayangkan jika orang desa di pedalaman mampu berbicara bahasa Inggris dengan fasih dan lancar. Sebagai orang kota, tentu kita sulit untuk mempercayai kemampuan mereka yang kondisi kehidupannya bisa dikatakan jauh dari ‘peradaban’. Namun, sekarang hal itu sudah bisa dibuktikan dengan adanya Kampung Inggris Karang Indah , Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Seluruh masyarakat di kampung tersebut kesehariannya dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.
---------------------
NICHA RATNASARI – JPNN
--------------------
Kamis (2/8) sekitar pukul 09.15 WITA, Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi, Kemenakertrans (Dirjen P2KTrans), Jamaluddien Malik beserta rombongan dan beberapa perwakilan pejabat daerah Kabupaten Barito Kuala  memulai perjalanan dari kota Banjarmasin menuju Desa Karang Indah Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan.

 Ketika memasuki jalan di sekitar muara atau tepatnya di kepala jembatan saluran drainase utama, tergantung spanduk  berwarna hijau bertuliskan "Selamat  Datang Dirjen Transmigrasi Beserta Rombongan Di Kampung Inggris Transmigrasi". Desa Karang Indah Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. English Village of Transmigran Area Community  "Ready for Succes". Karang Indah 02- 08 - 2012.

Dari ujung jembatan muara hingga ke titik pusat lokasi Kampung Inggris tidak terlalu jauh, dan hanya ditempuh waktu sekitar 7 menit dengan menggunakan mobil. Setibanya di lokasi, langsung disambut oleh Kepala Desa dan serta tokoh masyarakat Desa Karang Indah dan menuju balai desa. Ketika sudah memasuki balai desa yang kondisinya ala kadarnya, secara tiba-tiba datang segerombolan anak-anak usia sekolah dasar dan mengucapkan salam kepada tamu dan rombongan. “Welcome to our English Village,” ujar mereka.

Setelah itu, anak-anak yang terdiri dari 10 orang tersebut membawakan lagu dengan bahasa inggris. Lagu pertama berjudul "Enjoy" yang merupakan lagu anak-anak “Di sini Senang Di Sana Senang” yang diterjemahkan ke bahasa Inggris.  Kemudian, disusul lagu kedua yang berjudul ‘Twinkle Twinkle Little Star’. Kedua lagu berbahasa Inggris tersebut dibawakan cukup kompak dengan berdiri dan berlatar spanduk bertuliskan  "We are ready to learn English".

Usai bernyanyi, mereka pun mengucapkan terima kasih kepada tamu dan rombongan tetap dengan menggunakan bahasa Inggris dengan lancar, meskipun, ada beberapa orang tua yang juga penduduk Kampung Inggris Karang Indah yang masih terbata-ata menggunakan bahasa Inggris. Mereka terlihat percaya diri walaupun kemampuan bahasa Inggris mereka terbatas, karena menurutnya ini semua adalah masih tahap belajar dan harus percaya diri.

“Karena kita tidak mau daerah kami kalah dengan daerah lain, terutama di Pulau Jawa. Kami ingin membuktikan bahwa kami bisa seperti orang-orang di Jakarta,” ungkap Mustofa kepada JPNN.

Mustofa adalah salah seorang penduduk transmigran yang tinggal di Kampung Inggris Karang Indah. Bisa dikatakan, ia adalah transmigran generasi kedua karena lahir dan besar di daerah tersebut. Kedua orang tuanya adalah seorang transmigran asal Jawa Timur yang sudah bertahun-tahun tinggal di daerah itu.

Nah, Mustofa inilah yang mengajarkan anak-anak dan masyarakat di sana berbahasa Inggris setiap harinya. Mustofa sendiri merupakan salah seorang mahasiswa jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dalam mengajar, ia dibantu dua orang temannya yang juga Sarjana Pendidikan jurusan  Bahasa Inggris. Mereka bertiga sama-sama alumni Kampung Inggris Pare, Kediri, Jawa Timur.

Mustofa yang mengenakan batik dan jeans ini berdiri di pelataran depan balai desa sempat bercerita kepada JPNN. Masyarakat di Kampung Inggris ini memiliki kemauan yang tinggi untuk belajar. Sejak awal, tidak pernah ada penolakan ataupun keberatan dari pihak mereka untuk diajarkan bahasa Inggris. “Semangat ingin maju yang mereka miliki cukup tinggi. Padahal, kalau dilihat, pekerjaan mereka hanya berkebun dan bertani. Tapi masih mau diajak untuk belajar,” tukas Mustofa.

Kalau boleh dibilang, kata Mustofa, para orang tua di Kampung Inggris Karang Indah ini ‘cukup galak’ terhadap anak-anaknya supaya mau belajar. Maksudnya, mereka ingin yang terbaik bagi anak-anaknya. Meskipun anak transmigran yang jauh dari hiruk pikuk dan kemewahan kota besar, mereka diharapkan bisa memperoleh dan setara dengan anak-anak kota.

“Maka itu, setiap pagi jam 06.15 – 08.00 WITA, mereka sudah mendatangi rumah saya dan berniat untuk belajar bahasa Inggris. Karena ini sedang libur Ramadhan. Kalau hari sekolah, kami mengatur waktu agar tidak mengganggu waktu mereka untuk bersekolah,” tutur Mustofa.

Menurutnya, tidak ada kesulitan apapun dalam mengajarkan anak-anak dan masyarakat Kampung Inggris Karang Indah. Hanya saja, bahan ajar yang digunakan sangat terbatas. Hingga saat ini mereka hanya menggunakan buku-buku yang mereka miliki saat belajar di Kampung Inggris Pare, Kediri, Jawa Timur.  “Sementara ini tidak apa-apa. Yang penting, anak-anak masih mau belajar,” ucapnya.

Sebelum kuliah, Mustofa adaah jebolan Pondok Pesantren Nurul Amin Muhammadiyah Alabio Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Keikutsertaannya beajar bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare, Kediri, Jawa Timur itu karena kemauannya sendiri dan biaya sendiri. “Biaya sendiri. Saya tiga bulan berada di sana,” imbuhnya.

Maka itulah, segala ilmu yang ia dapat dari Kampung Inggris Pare, akan ia berikan kepada anak-anak dan masyarakat di Kampung Inggris Karang Indah ini. “Awalnya, materi yang kami ajarkan hanya tentang perkenalan dan vocabulary saja.Tapi sampai sekarang ini materinya sudah lebih dalam dan tentang perilaku keseharian,” terangnya.

Di tempat terpisah, Dirjen P2KTrans Kemenakertrans, Jamaluddien Malik kepada JPNN  sempat mengatakan, tujuan kunjungannya kali ini untuk mengkonfirmasi kesiapan SDM, kelembagaan desa, dan dukungan masyarakat serta pemerintah daerah terhadap pendirian kampung inggris transmigrasi. “Terus terang, pada awalnya saya ragu, tetapi setelah melihat dan mendengarkan penjelasan pemerintah daerah dan masyarakat, serta mendengarkan paduan suara anak anak tadi, saya yakin bahwa kampung inggris ini dapat diwujudkan,” ujar Jamal—sapaan Jamaluddien.

Jamal berharap, Kampung Inggris transmigrasi ini dijadikan program desa, dan bukan hanya programnya pemerinatah pusat. Dengan cara ini, lanjutnya, maka unit kerja lain, baik setingkat eselon I maupun setingkat kementerian, baik pusat maupun daerah, dapat bersama sama mensukseskan Kampung Inggeris Transmigrasi. Terlebih, secara ekonomi tingkat pendapatan  masyarakat desa Karang Indah yang berasal dari produksi jeruk siam dan beras karang unus cukup tinggi. “Selain itu, secara kelembagaan, sudah dibentuk Badan Usaha Desa yang akan menjadi badan pengelola,” ucap Jamal.

Oleh karena itu, memperhatikan tingginya kemandirian masyarakat untuk pembentukan Kampung Inggris Transmigrasi, maka pertemuan antara pihak Kemenakertrans dengan pemerintah daerah setempat adalah sebuah kebulatan tekad untuk membentuk Kampung Inggris Transmigrasi di Desa Karang Indah Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.

Dengan kata lain, meskipun tanpa pengguntingan pita atau penekanan tombol peresmian, Kampung Inggris Transmigrasi resmi berdiri, tepatnya pada hari Sabtu, 2 Agustus 2012,  pukul 10.15 wita. ***
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ambrosius Ruwindrijarto, Aktivis Lingkungan Peraih Ramon Magsaysay Award 2012

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler