PAMARAYAN – Peningkatan curah hujan yang terjadi pada akhir 2011 dan awal 2012 tidak memengaruhi ketinggian air di Bendung Pamarayan, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Berdasarkan informasi yang dihimpun, ketinggian air di Bendung Pamarayan kemungkinan besar ketinggian permukaan air akan naik pada akhir Januari hingga Februari 2012.
Pantauan Radar Banten (JPNN Group) di Bendung Pamarayan, kemarin, kondisi air terlihat keruh. Pintu banjir nomor dua dan nomor lima dibuka oleh pengelola untuk mengantisipasi terjadinya luapan air sungai ke rumah warga di Pamarayan. Di sana, beberapa petugas Bendung Pamarayan tetap masuk kantor untuk memantau perkembangan air.
Kepala Sub-Bagian Umum Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Bendung Pamarayan Hermanto mengatakan, ketinggian permukaan air (elevasi udik) di Bendung Pamarayan berada pada ketinggian 13 meter di atas permukaan air laut. Kondisi tersebut berada pada titik normal, karena jika lebih maka akan terjadi luapan air sungai di wilayah Pamarayan. Untuk menjaga keseimbangan di angka 13 meter, pengelola bendungan membuka dua pintu banjir, yaitu pintu dua dan pintu lima. Air yang dibuang ke hilir dari dua pintu air tersebut sebanyak 60 meter kubik per detik.
“Saluran irigasi induk timur Pamarayan yang sempat jebol dan mengganggu distribusi air sudah kembali normal. Sekarang, distribusi air ke saluran irigasi induk timur Pamarayan sebesar 3 meter kubik per detik dan yang disalurkan ke jaringan irigasi induk barat Pamarayan sebesar 12,44 meter kubik per detik,” jelas Hermanto kepada Radar Banten, Sabtu (7/1).
Dia menjelaskan, peningkatan curah hujan di wilayah Pamarayan dan Cikeusal sejatinya tidak akan memengaruhi ketinggian permukaan air di Bendung Pamarayan. Namun, jika curah hujan yang tinggi terjadi di wilayah hulu Sungai Ciujung atau di Rangkasbitung (Kabupaten Lebak) maka akan berpengaruh besar terhadap ketinggian permukaan air.
Lantaran, akan terjadi banjir kiriman dari wilayah Rangkasbitung dan saat ini pengelola bendungan harus membuka pintu air agar tidak terjadi banjir di wilayah Pamarayan. Jika ketinggian air mencapai 13,10 meter di atas permukaan air laut dipastikan beberapa daerah di Pamarayan akan mengalami banjir dan itu tidak dikehendaki. “Guna mengantisipasi banjir di Pamarayan, petugas Bendung Pamarayan stanby 24 jam untuk memantau kondisi air di bendungan,” ungkapnya.
Hermanto menambahkan, distribusi air ke saluran irigasi induk barat maupun saluran irigasi induk timur masih mengalami banyak kendala. Salah satunya, terkait dengan tanggul irigasi yang kritis dan rentan jebol. Pada akhir 2011, tanggul irigasi di Kampung Patapan, Desa Nagara, Kecamatan Kibin, jebol dan mengganggu distribusi air ke wilayah Kibin dan Carenang selama satu pekan. Sekarang, distribusi air ke sana juga masih belum optimal, karena persoalan tanggul irigasi yang kritis.
“Distribusi air ke saluran irigasi induk timur hanya sebesar 3 meter kubik per detik, mestinya bisa mencapai 7 meter kubik per detik. Demikian juga air yang disalurkan ke jaringan irigasi induk barat yang tidak bisa lebih dari 13 meter kubik per detik. Dua hari lalu, pihak bendungan mengirim air 14 meter kubik per detik, namun tanggul di Cikeusal terancam jebol dan akhirnya air yang dikirim dikurangi dan sekarang berada pada angka 12,44 meter kubik per detik,” paparnya.
Senada disampaikan salah seorang petugas pengawas Bendung Pamarayan, Nendi Zulfadli. Katanya, perbaikan tanggul irigasi yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung- Cidurian masih belum maksimal. Buktinya, distribusi air tidak bisa lebih dari 13 meter kubik per detik, padahal jika normal saluran irigasi induk barat Pamarayan bisa menyalurkan air lebih dari 20 meter kubik per detik. Jika kondisi ini terus berlanjut, Nendi khawatir para petani di Kecamatan Kramatwatu tidak kebagian air untuk mengolah lahan pertanian.
“Para petani dari Kramatwatu dan Carenang banyak yang minta dikirim air, karena mereka ingin segera mengolah lahan pertanian. Namun, kondisi tanggul irigasi yang kritis membuat pengelola Bendung Pamarayan tidak bisa mendistribusikan air ke saluran lebih dari 13 meter kubik per detik, karena akan membahayakan terhadap tanggul tersebut,” pungkasnya. (tur/yes)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Banyumas Kepincut Mobil Esemka
Redaktur : Tim Redaksi