jpnn.com - JAKARTA - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Ahmadi Noor Supit mengkritik pidato pengantar nota keuangan RAPBN 2016 yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sidang paripurna DPR, Jumar (14/8). Alasannya, penyampaian Jokowi tidak rinci.
"Pidatonya tidak dirinci prioritasnya apa. Biasanya tiap tahun itu merinci bidang yang diprioritaskan," kata Supit usai sidang paripurna DPR.
BACA JUGA: Lho, Kok Sidang Tahunan MPR Jadikan Presiden Jokowi seperti Bawahan?
Politikus Golkar itu mencontohkan di bidang pajak yang diklaim akan tumbuh 5,1 persen. Namun, tidak dipaparkan bagian mana yang bakal mengalami pertumbuhan.
"Mana yang tumbuh dan mana yang tidak tumbuh. Karena biasanya tiap tahun pertumbuhannya 10 persen untuk penerimaan di bidang pajak. Walaupun sepertinya realisasi di tahun ini tidak tercapai," jelas Supit.
BACA JUGA: Kali Ini Fahri Puji Jokowi
Supit melihat pemerintah terlalu optimistis dalam menetapkan angka inflasi yakni sebesar 4,7 persen. Padahal, bila melihat kondisi sekarang, inflasi sudah berkisar di angka 5-6 persen.
"Indikator makro ekonomi lain, misalnya inflasi yang juga optimistis 4,7 persen. Sementara, saat ini sudah mencapai 5-6, bahkan 7 persen di akhir tahun ini. Ini juga salah satu yang saya kira sangat optimistis. Tapi kita lihat realisasinya di akhir tahun," ujar Supit. (fat/jpnn)
BACA JUGA: Bawaslu Nilai Keputusan Tunda Pilkada Kota Mataram Prematur
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkas Rasiyo-Dhimam Masih Memungkinkan untuk Diperbaiki
Redaktur : Tim Redaksi