jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Meko Polhukam) Mahfud MD memberikan tanggapan terhadap pernyataan Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang.
Melki mengaku orang tuanya mendadak mendapatkan intimidasi dari oknum anggota TNI dan Polri.
BACA JUGA: Mahfud Singgung Hukum Tak Boleh Jadi Alat Mengalahkan Orang Lain
Dia mengaku dugaan intimidasi tersebut tidak hanya dialami keluarganya, Melki pun mengalami hal yang sama.
Melki menyebutkan ancaman tersebut muncul setelah dia mengkritik keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia pencalonan Presiden dan Wakil Presiden.
BACA JUGA: Demi Kemenangan Ganjar - Mahfud di Jatim, Yenny Wahid Siap Bersaing Sehat dengan Khofifah
Menanggapi itu, Mahfud menegaskan seharusnya tidak boleh ada intimidasi terhadap kebebasan berpendapat.
"Kalau itu benar terjadi dilakukan oleh aparat polisi itu berarti sangat tidak profesional dan melanggar konstitusi. Jangankan orang tuanya, si Melki sendiri melakukan protes seperti itu dilindungi oleh undang-undang dasar. Hak menyatakan berpendapat dan bersikap," ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta pada Kamis (9/11).
BACA JUGA: Warga Lumajang Mendoakan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024: Sudah Saatnya Mereka Memimpin Indonesia
Mantan Ketua MK itu menyatakan aparat yang disangka melakukan ancaman telah melanggar prinsip-prinsip profesionalitas.
Menurutnya, apabila benar-benar terjadi ancaman seperti yang dituduhkan, maka Melki dan orang tuanya harus segera diberikan perlindungan.
Mahfud menegaskan Presiden Jokowi telah memerintahkan agar anggota TNI dan Polri harus bersikap adil dan tidak memihak dalam menghadapi situasi politik, terutama dalam Pemilihan Umum 2024.
Perintah tersebut, kata Mahfud, telah dijalankan oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Cawapres dari Ganjar Pranowo itu memastikan akan mengirim tim untuk membantu menyelidik dugaan intimidasi tersebut. Apabila dibiarkan, menurutnya, akan ada kemungkinan masalah tersebut akan berlanjut dalam peristiwa politik yang akan datang.
Sebelumnya, Melki mengungkapkan bahwa dia mengalami ancaman, termasuk keluarganya di Pontianak, Kalimantan Barat.
Dia mencurigai bahwa ancaman tersebut terkait dengan aktivitas gerakan mahasiswa terkait keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai syarat usia minimal untuk calon presiden dan wakil presiden.
Melki mengaku beberapa minggu yang lalu, keluarganya dikunjungi oleh sejumlah orang yang mengaku sebagai aparat keamanan.
Namun, mereka tidak mengungkapkan afiliasi atau unit asal mereka, hanya mengidentifikasi diri sebagai aparat keamanan.
"Paling parah Ibu saya di rumah Pontianak, didatangin sama orang berseragam TNI sama polisi. Ditanya-tanyainlah kebiasaan Melki di rumah dulu ngapain, ibu saya itu kalau balik ke rumah pernah balik malam enggak, balik jam berapa. Menanyakan kebiasaan orang-orang di rumah," ujarnya.
Tak hanya itu, oknum aparat juga mendatangi guru Melki di sekolahnya dahulu. Melki mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh aparat tersebut serupa dengan apa yang dialami oleh keluarganya.
Meski demikian, Melki menyatakan bahwa ancaman yang dihadapinya adalah bagian dari perjuangannya menuju kebenaran. (flo/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi