jpnn.com, JAKARTA - Sekretariat Organisasi Kawasan Asia Tenggara (ASEAN) mengumumkan gelaran ASEAN Leaders 'Meeting atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dijadwalkan pada Sabtu (24/4) di Sekretariat ASEAN di Jakarta.
Komunitas global menyoroti KTT ASEAN tersebut. Sebab, isu kudeta Myanmar akan menjadi topik pembahasan KTT.
BACA JUGA: Fadli Zon Mengutuk Rezim Militer Myanmar yang Makin Brutal
Di luar itu, informasi rencana partisipasi Panglima Junta Militer Jenderal Min Aung Hlaing di KTT ikut memantik reaksi keras banyak pihak terutama para pegiat demokrasi dan HAM.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat (BKSAP DPR) Fadli Zon menyambut baik KTT ASEAN, kendati dia menilai even itu terlambat.
BACA JUGA: Fadli Zon: Kirim Pesan Lebih Tegas ke Myanmar
Sebab, dia mengaku tak lama setelah kudeta Myanmar terjadi, sudah meminta ASEAN agar segera langkah konkret atas permasalahan tersebut.
"Myanmar adalah anggota ASEAN. Jangan sampai ASEAN dinilai tak relevan lagi oleh dunia. Meskipun terlambat, KTT krusial dan layak diapresiasi untuk masa depan Myanmar yang lebih baik," kata Fadli dalam siaran persnya, Jumat (23/4).
BACA JUGA: Christina Aryani Berharap KTT ASEAN Efektif Atasi Krisis Politik di Myanmar
Mantan wakil ketua DPR itu mengingatkan agar outcome document KTT ASEAN berdampak nyata bagi situasi di Myanmar.
“KTT jangan sekadar formalitas dan seremonial," tegasnya.
Menurut dia, KTT harus berkontribusi menciptakan suasana kondusif di Myanmar.
Antara lain, kata dia, penghentian kekerasan terhadap pihak anti-kudeta, pembebasan ribuan tahanan yang tanpa proses hukum, pemulihan demokrasi, dan nasib 1 juta pengingsi Rohingya yang diusir dari Myanmar.
"Selain itu, perlu pembenahan internal ASEAN agar lebih mengedepankan demokrasi dan HAM. KTT ini bisa menjadi tonggak awal reformasi ASEAN," ungkap dia.
Pada sisi lain, legislator Komisi Luar Negeri itu meminta ASEAN menghitung secara cermat dampak rencana partisipasi Jenderal Min Aung Hlaing di KTT.
Fadli sangat memahami penolakan banyak pihak termasuk LSM pegiat demokrasi dan HAM di Indonesia terhadap lawatan otak kudeta ke Jakarta.
"Jika itu terlaksana, saya khawatir ASEAN akan dinilai sepenuhnya merestui kudeta. Itu juga akan mencederai Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi. Jangan sampai ASEAN dan kita dicemooh dunia," ujar dia mengingatkan.
Politikus Partai Gerindra itu menambahkan, jika kedatangan dalang kudeta itu tak bisa dihindarkan, maka ASEAN diminta memanfaatkan momentum tersebut secara positif.
“Jika pemimpin kudeta berpartisipasi, KTT ASEAN harus mendesak dia secara langsung untuk segera menghentikan kekerasan, membebaskan ribuan tahanan, memulihkan demokrasi, dan berdialog,” pungkas Fadli Zon. (*/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy