"Memang ada anggota IDI yang alih profesi sebagai pilot. Karena bekerja di dunia kedokteran tidak memberikan kelayakan hidup bagi dokter," ungkap Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Prijo Sidipratomo Sp.Rad kepada JPNN, Jumat (5/10).
Dia menyebut, dari 110 ribu anggota IDI, sekitar 70 persen yang tidak sejahtera. Hidup pas-pasan dengan gaji sekitar Rp1,8 juta sampai Rp5 juta per bulan.
"Bagaimana dokter bisa melayani pasien dengan baik kalau gaji yang diterima sangat sedikit. Ambil contoh layanan primer, di puskesmas dokter hanya diberi Rp1,8 juta," ujarnya.
Kecilnya gaji yang diterima dokter itulah, menurut Prijo, mendorong tenaga medis ini mengambil jalan lain. Yaitu dengan bekerja sama dengan perusahaan farmasi, itupun untung-untungan.
"Iya kalau pasiennya banyak. Kalau sedikit kan sama saja. Makanya kemudian muncul malpraktik, itu juga karena kesejahteraan dokter kurang," cetusnya.
Ditanya berapa sebenarnya angka moderat untuk gaji dokter, Prijo mengatakan, idealnya Rp20 juta bagi dokter umum. Untuk dokter spesialis angkanya lebih dari itu.
"Kalau gajinya segitu, saya jamin tidak ada malpraktik dan kerja sama dengan farmasi lagi," ucapnya.
Dia juga mengkritisi sikap pemerintah yang terlalu memandang sebelahmata terhadap dokter. "Masa hanya PNS yang bergerak di keuangan saja yang gajinya besar. Contohnya Kementerian Keuangan, kastanya paling tinggi kan. Padahal, coba lihat korupsi tetap merajalela kan. Kalau dokter bagaimana mau korupsi bagaimana. Ujung-ujungnya malah kita dituntut miliaran rupiah," bebernya.
Prijo lagi-lagi meminta pemerintah secepatnya melakukan perbaikan tarif jasa dokter. Terlebih selama ini, IDI telah beberapa kali menyurat ke Kementerian Kesehatan dan Bappenas untuk peninjauan soal gaji dokter.
"Mereka itu hanya ekonom yang tidak mengerti tentang profesi dokter. Dokter hanya menang digelarnya saja, tapi sebenarnya uangnya sedikit wong bayar iuran bulanan IDI Rp15 ribu saja banyak yang nunggak kok. Kalau Anda mau tahu yang nunggak iuran itu ada 30-40 persen," tandasnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Irjen Djoko Bungkam, Pengacara Salahkan Media
Redaktur : Tim Redaksi