jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Zulkifli Hasan menuturkan, reformasi telah memberikan banyak perubahan kepada bangsa Indonesia. Reformasi telah melahirkan sistem baru di pemerintahan.
Dulu puncak kekuasaan berada di tangan MPR, tapi sekarang kedaulatan langsung di tangan rakyat.
BACA JUGA: Bamsoet Ikut Khawatirkan Daftar Nama Mubalig Versi Kemenag
"Reformasi yang dimulai 20 tahun lalu teramat penting terhadap perubahan sistem ketatanegaraan Indonesia," ujar Zulkifli dalam Refleksi 20 tahun Reformasi di gedung DPR, Jakarta, Senin (21/5).
Kendati demikian, belum semua hasil reformasi bisa diwujudkan. Dia mencontohkan, masih ada kesenjangan antara yang kaya dan miskin.
BACA JUGA: Soal 200 Mubalig Kemenag, Pentolan PAN Kasihan pada Presiden
Padahal, kata dia, tujuan reformasi dan Pancasila adalah menciptakan kesetaraan dan kesejahteraan rakyat. Selain itu, ujar Zulkifli, masih terjadi social distrust dan politik pecah belah.
Zulkifli lantas mencontohkan salah satunya adalah kebijakan Kementerian Agama yang mengeluarkan rekomendasi 200 mubalig. "Kemenag ngawur, blunder. Itu politik belah bambu terhadap ulama yang juga anak negeri," ujar Zulkifki.
BACA JUGA: Respons Fahri Hamzah soal Daftar 200 Dai Versi Pemerintah
Menurut Zulkifli, hal itu menyebabkan social distrust, saling curiga, hujat satu dengan lain. "Maka itu Kemenag mesti meminta maaf," tegasnya.
Contoh lain, kata Zulkifki, persoalan terpecahnya masyarakat gara-gara pilkada. Padahal, ungkap Zulkifli, pilkada merupakan pertarungan antaranak bangsa. "Tapi ini seperti bertarung melawan Belanda," ujarnya.
Yang ketiga, sambung Zulkifli, masalah keadilan dalam penegakan hukum. Dia menilai hukum masih berlaku berat sebelah.
"Itulah yang disaksikan sekarang, jauh panggang dari api," ungkapnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bikin Gaduh, Menag Diminta Membatalkan Rilis 200 Mubalig
Redaktur & Reporter : Boy