Ketua MPR Kritik Polisi Tembak Mati Teroris

Kamis, 02 Januari 2014 – 17:41 WIB
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Sidharto Danusubroto. Foto: JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Sidharto Danusubroto meminta Kapolri Jenderal Polisi Sutarman dan jajarannya mengevaluasi pola operasi pemberantasan terorisme di tanah air. Alasannya, bila dalam setiap operasi penggerebekan terduga terorisme selalu berujung kematian pelaku radikalisme, maka polisi akan kesulitan mendalami jaringan terorisme di tanah air.

Pernyataan Sidharto ini menanggapi operasi Tim Densus 88 Antiteror di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (31/12/2013) malam lalu, yang menewaskan 6 orang terduga teroris. Nah, operasi maut inilah yang dikritisi politikus senior PDI Perjuangan itu.

BACA JUGA: Golkar Pertahankan Atut Karena Alasan Kejiwaan

"Ini operasi dengan korban enam orang perlu dikaji pimpinan (Polri)," kata Sidharto di Gedung DPR/MPR, Kamis (2/1).

Menurutnya, penembakan yang dilakukan Densus 88 semestinya tidak sampai menewaskan terduga teroris. Sebab, jika ditangkap hidup-hidup, polisi bisa melakukan pendalaman untuk selanjutnya memberantas sel-sel teroris.

BACA JUGA: Merampok Setelah Baca Buku Abu Bakar Baasyir

Sidharto tidak mengesampingkan kebiasaan pelaku tindak pidana teroris yang kerap melakukan tindakan nekad dengan keyakinan yang dipegangnya dan memilih mati daripada menyerahkan diri.

"Kalau menyerah dia (teroris) dianggap sebagai penghianat oleh teman-temannya. Nanti kebocoran info itu dari situ," jelasnya.

BACA JUGA: Terserang Diare, Terdakwa Korupsi Simulator Minta Penundaan Sidang

Sementara itu Anggota Komisi I DPR Tjahjo Kumolo, mengingatkan intelijen Polri untuk menggunakan teknologi mutakhir dalam memonitor berbagai tindak kejahatan termasuk terorisme.

Menurutnya, tindak kejahatan seperti jaringan narkoba, penyelundupan dan penjualan senjata ilegal serta terorisme sudah menggunakan teknologi canggih dalam operasinya. Karena itu Polri harus mampu memonitor pergerakan mereka melalui pengamanan jaringan frekuensi radio maupun jaringan kabel.

Selain itu, Polri diminta bekerja lebih keras lagi dalam mengendus pola pengkaderan teroris. Karena sesuai faktanya, terduga teroris terus bermunculan. Deteksi dini dan pencegahan awal potensi terorisme harus lebih digencarkan.(Fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yorrys Sebut di Era JK tak Ada Kader Golkar Terlibat Korupsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler