Ketua MPR Puji Misi Perdamaian Presiden Jokowi

Selasa, 16 Agustus 2022 – 13:30 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat membuka secara resmi Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2022 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (16/8) Foto: Tangkapan layar video pada kanal MPR RI di YouTube.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo memuji misi perdamaian dunia yang dijalankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mengunjungi Ukraina dan Rusia, dua negara yang tengah berperang, pada Juni 2022 lalu. 

Sosok yang akrab disapa Bamsoet itu mengatakan bahwa kenegarawanan Presiden Jokowi kembali ditunjukkan melalui pelaksanaan salah satu tujuan pembentukan pemerintah negara Indonesia, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 

BACA JUGA: Di Depan Ketum Parpol, Jokowi Beri Peringatan, Jangan Ada Lagi

"Misi perdamaian presiden, dengan mengunjungi Ukraina dan Rusia beberapa waktu lalu patut kita berikan apresiasi yang setinggi-tingginya," kata Bambang saat berpidato di Sidang Tahunan MPR, Selasa (16/8). 

Politikus Partai Golongan Karya (Golkar) itu juga menyatakan bahwa perang dengan alasan apa pun selalu membawa petaka, kehancuran, dan kesengsaraan.

BACA JUGA: Langkah KPK Setelah Menerima Laporan soal Dugaan Suap Ferdy Sambo

"Menghancurkan peradaban yang telah dibangun berabad-abad lamanya. Membawa krisis kemanusiaan, krisis ekonomi, krisis pangan, dan krisis energi," ungkapnya. 

Lebih lanjut mantan ketua DPR itu mengatakan saat ini kondisi global kian tidak menentu. 

BACA JUGA: Di Hadapan mantan Presiden dan Petinggi Negara, Jokowi Buka Pidato dengan Kalimat Sangat Berat

Semua negara sedang berupaya keras memulihkan ekonominya pasca-pandemi Covid-19. 

Namun, lanjut dia, fase ini terganggu oleh dinamika global, seperti konflik Rusia-Ukraina, perang dagang dan teknologi antara Amerika Serikat dan China, ketegangan di Selat Taiwan, serta disrupsi rantai pasok.

Mantan ketua Komisi III DPR ini mengatakan Presiden Jokowi telah mengingatkan bahwa ancaman krisis global kini ada di depan mata. Berdasar data International Monetary Fund (IMF), kata Bamsoet, ada sekitar 320 juta penduduk dunia berada dalam kondisi kelaparan akut. 

“Sebanyak 66 negara diprediksi akan bangkrut dan ambruk. Pelambatan dan kontraksi pertumbuhan ekonomi global makin diperburuk oleh tingginya kenaikan inflasi," jelasnya.

Berkat kesigapan pemerintah menyikapi ancaman krisis, kata Bamsoet lagi, Indonesia dari hasil survei Bloomberg dinilai sebagai  negara dengan risiko resesi yang kecil. 

"Hanya tiga persen, sangat jauh jika dibandingkan dengan rata-rata negara Amerika dan Eropa yang mencapai 40 hingga 55 persen, ataupun negara Asia Pasifik pada rentang antara 20 hingga 25 persen," pungkas Bambang Soesatyo. (mcr8/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler