jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet mendorong pemerintah terus menciptakan langkah atau kebijakan stimulus ekonomi guna merespons kecemasan terhadap wabah virus corona atau Covid-19.
Ia menegaskan stimulus ekonomi sangat diperlukan agar kerusakan yang terjadi saat ini tidak makin parah. “Takut dan cemas karena meluasnya penyebaran wabah Covid-19 jangan sampai menyebabkan lumpuhnya perekonomian nasional. Rasa cemas dan kehati-hatian jangan sampai menghentikan atau mengurangi keseluruhan aktivitas masyarakat dalam skala ekstrem,” kata Bamsoet, Senin (9/3).
BACA JUGA: Virus Corona Goyang Saham-Saham di Tokyo
Bamsoet mengatakan, kehidupan harus tetap berjalan sebagaimana mestinya agar kerusakan akibat penyebaran wabah Covid-19 tidak makin parah. “Pemerintah pun hendaknya tetap mengupayakan kebijakan dan langkah-langkah stimulus guna mereduksi kerusakan di sektor ekonomi dan bisnis,” tuturnya.
Mantan ketua DPR itu mengatakan, hal yang paling penting untuk diwaspadai dan disikapi oleh semua pihak adalah fakta bahwa wabah Covid-19 sudah menimbulkan kerusakan cukup serius bagi perekonomian, termasuk ekonomi nasional.
BACA JUGA: Tiongkok Sumbangkan Rp 285 Miliar untuk Bantu Dunia Memerangi Virus Corona
Menurut Bamsoet, gambaran tentang kerusakan itu sudah menjadi pemberitaan dalam beberapa pekan terakhir. Dia menjelaskan lalu lintas ekspor impor menurun karena melemahnya permintaan. Hal itu berarti kegiatan produksi di sejumlah negara, termasuk Indonesia juga menurun.
Banyak investor sudah menarik dananya dari pasar modal untuk ditempatkan pada instrumen investasi yang aman. Sektor penerbangan dan pariwisata bahkan sudah menghitung rugi. Kalau proses kerusakan ini tidak direduksi, perekonomian global bisa terseret ke dalam resesi.
BACA JUGA: 26 Provinsi Italia Ditutup Gegara Virus Corona, Termasuk Milan
Apalagi, durasi cemas dan kehatian-hatian akibat wabah Covid-19 belum bisa dihitung. “Menunggu sambil membiarkan terjadinya eskalasi kerusakan adalah salah. Semua orang tentu tidak mengharapkan terjadi resesi ekonomi akibat wabah Covid-19,” ujarnya.
Ia mengatakan dalam posisinya sebagai regulator, pemerintahan di semua negara diharapkan berbuat maksimal untuk mencegah potensi resesi. Harus ada keberanian menawarkan dan menerapkan kebijakan serta langkah-langkah stimulus untuk memperkecil skala kerusakan di sektor ekonomi dan bisnis.
“Karena itu, inisiatif pemerintah Indonesia menerapkan sejumlah kebijakan stimulus ekonomi sudah tepat, sebagai countercyclical atas kerusakan akibat Covid-19. Stimulus fiskal dan kemudahan prosedural ekspor impor, termasuk dukungan kepada UMKM, sangat relevan,” katanya.
Ia menambahkan stimulus dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun seharusnya memberi keleluasaan bagi perbankan menurunkan suku bunga kredit, karena likuiditas bank menjadi cukup besar. Likuiditas yang besar itu idealnya memudahkan bank menyalurkan kredit murah untuk memaksimalkan produktivitas sektor riil.
“Semua kementerian dan lembaga (K/L), serta semua pemerintah daerah diharapkan memaksimalkan pemanfaatan anggaran belanja untuk mendongkrak produksi dan permintaan di dalam negeri. Jangan lagi ada kasus dana pembangunan yang tidak dimanfaatkan dan hanya diendapkan di bank,” kata politikus Partai Golkar itu. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy