jpnn.com - JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amidhan, mengingatkan perlunya pemerintah Indonesia meningkatkan kewaspadaan menyikapi gerakan ISIS yang terus menguat di Timur Tengah.
Meskipun secara historis tidak pernah ada catatan gerakan tersebut di Tanah Air ini. "ISIS itu sudah menjadi gerakan global. Tujuannya sangat buruk. Sekaligus merugikan umat Islam," ujar Amidhan di Jakarta, Sabtu (2/8).
BACA JUGA: Polisi Antisipasi Gerakan Pasif ISIS
Menurutnya gerakan ISIS tidaklah sejalan dengan ajaran Islam. Karena tidak pernah ajaran Islam itu menghalalkan kekerasan sebagai bentuk penegakan ideologi. Dia menjelaskan, ajaran Islam selalu penuh kelembutan dan kesantunan. Menghindari apapun bentuk kekerasan. Bahkan tidak pernah membenarkan kekerasan itu terjadi.
"ISIS itu kan menghalalkan segala cara. Mana ada Islam yang bergerak dalam kontek segala cara. Tidak benar itu," ungkapnya.
BACA JUGA: Baââ¬â¢asyir Tidak Dukung ISIS
Terkait itulah, dia meminta pemerintah perlu bijaksana menghadapi gerakan ISIS. Tidak perlu proaktif dan berlebihan. Cukup lakukan pendekatan hukum saja. Artinya, sambung dia pemerintah bergerak pada ranah penegakan hukum negara. Menjaga keutuhan bangsa dan kedaulatan. Bukan pada sikap agresif yang bisa kontra produktif.
Amidhan menuturkan kekerasan negara terhadap gerakan ISIS itu bakal menguntungkan kelompok radikal tersebut. Karena merasa diberikan kesempatan melakukan pembelaan diri.
BACA JUGA: Keberadaan ISIS Bisa Jadi Fitnah Bagi Gerakan Islam di Indonesia
"Jadi kalau pendekatannya hukum, berarti bekerja pada alat bukti. Jika memang ada indikasi gerakan ISIS itu menghasut, maka bisa ditindak," paparnya.
Sedangkan umat Islam, dia meminta tak perlu merasa panik terhadap ISIS. Hindari celah provokasi yang dilakukan kelompok ISiS tersebut. Dia menilai kelompok ISIS ini bergerak pada tataran ideologi. Dengan mengembangkan isu-isu yang bersifat menghasut dan menebar kebencian. (byu/kim/rko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ISIS Merupakan Boneka AS dan Israel
Redaktur : Tim Redaksi