jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI) Indonesia Mahnan Marbawi meminta agar mata pelajaran (mapel) Agama tetap berdiri sendiri. Jangan sampai digabungkan dengan mapel PKN (pendidikan kewarganegaraan).
"Kami meminta penjelasan Kemendikbud terkait beredarnya dokumen yang ditulis rahasia terkait penyederhanaan PAI dan PKN. Yang pasti kami menolak karena bisa menimbulkan masalah besar," kata Mahnan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/6)
BACA JUGA: Mapel Agama Mau Dilebur dengan PKN? Begini Peringatan dari Prof Zainuddin Maliki
Dia melanjutkan, strategi budaya penguatan Pancasila tidak dengan cara mengerdilkan Pancasila sebagai ideologi, hanya dengan mengintegrasikannya dalam mapel PAI atau lainnya.
Sebab, Pancasila adalah sebuah sumber hukum, filsafat, nilai yang tidak akan kering digali.
BACA JUGA: Mapel Agama Bakal Dilebur dengan PKN? Ini Penjelasan Kemendikbud
"Pancasila harusnya jadi mapel sendiri sebagai strategi penguatan ideologi Pancasila," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno membenarkan ada FGD membahas penyederhanaan kurikulum 2013 (K-13).
BACA JUGA: Semoga Keputusan Menteri Agama Ini Membuat Mahasiswa PTKN Tersenyum
Namun, paparan dalam FGD tersebut masih dalam bentuk kajian dan belum merupakan keputusan final.
"Itu hanya bahan diskusi awal di antara tim kerja kurikulum. Diskusi masih terus berlangsung sampai sekarang, dan laporan terakhir yang saya terima konstruksi kelompok mapelnya enggak seperti itu," terang Totok.
Dia menambahkan, dari laporan terkini yang diterima, mapel pendidikan agama tetap berdiri sendiri. Begitu juga mapel budi pekerti.
"Saat ini belum diputuskan perubahan kurikulumnya. Kami tentu mempertimbangkan banyak hal ketika nanti memutuskan. Yang pasti untuk mapel agama dan budi pekerti tetap berdiri sendiri. Jadi tidak ada peleburan Agama dan PKN," tegasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad