Ketum Golkar-Nasdem Bertemu, Ada Penjajakan Politik?

Selasa, 15 Maret 2022 – 13:03 WIB
Pertemuan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum Nasdem Surya Paloh bertemu di Nasdem Tower, Jakarta, Kamis (10/3) mendapat banyak sorotan. Foto: ANTARA/HO-DPP NasDem

jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Jakarta, Kamis (10/3) mendapat banyak sorotan.

Pasalnya, salah satu hasil pertemuan tersebut adalah dukungan kepada Jokowi hingga akhir jabatan priode kedua.

BACA JUGA: Soal Wacana Presiden 3 Periode, Mbah Mijan Sudah Meramalnya Sejak 2018?

Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai selain penjajakan jelang Pilpres 2024 pertemuan tersebut juga guna membicarakan isu-isu politik strategis saat ini. 

"Pemilu 2024 kan sebentar lagi, biasa kan menjajaki peluang untuk koalisi dan siapa tahu ada kesamaan frekuensi untuk pilpres 2024. Partai Golkar dan Partai Nasdem adalah dua partai berpengaruh dalam mengawal pemerintahan Presiden Jokowi," kata Surokim dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (15/3).

BACA JUGA: Gerakan Santri Dukung Ganjar Terbentuk di Medan, Langsung Lakukan Aksi Ini

Peneliti Senior Surabaya Survey Center itu menyebut Golkar dan Nasdem pun ingin menguatkan posisi masing-masing dalam konstelasi politik nasional, sekaligus menguatkan daya tawarnya di hadapan partai-partai lain. 

"Penjajakan begitu penting dalam komunikasi politik karena kandidasi parpol sebentar lagi. Mau tidak mau bagi parpol yang tidak bisa mengusung sendiri pasti butuh koalisi untuk mengusung paslon," imbuhnya. 

BACA JUGA: Mahasiswa di Makassar Bagikan 150 Paket Sembako dan Dukung Ganjar Pranowo

Surokim juga menilai hari ini semua parpol masih saling mengukur kekuatan politik untuk membuka peluang. 

"Semua akan sangat tergantung pada momentum dan koalisi yang terbangun akibat berbagai peristiwa politik hari-hari ke depan ini. Saya pikir semua masih dinamis dan cair. Termasuk peluang bersama dalam koalisi atau sebaliknya" bebernya. 

Di sisi lain, pengamat politik Poldata Indonesia Fajar Arif Budiman mencermati kecanggihan manuver Airlangga Hartarto dalam menyikapi situasi politik terkini.

Menurut pengamat politik alumni Universitas Padjajaran Bandung itu, sebenarnya langkah itu menunjukkan kepiawaian Airlangga sebagai pemimpin politik nasional.

Dia menilai Airlangga mampu menjembatani antarkekuatan politik besar.

Hal itu sejalan dengan status Airlangga selain Ketua Umum Partai Golkar, juga orang dekat dan dipercaya oleh Presiden, sebagai Menko Perekonomian dan Ketua KPCPEN. 

"Manuver politik bertemu ketua umum partai seperti Surya Paloh tentunya menjadi strategis untuk sebuah perimbangan yang menarik dalam kancah politik nasional di sekitar Jokowi," ujarnya.

Golkar-Nasdem pun dinilai strategis untuk agenda Pilgub Jakarta mendatang. 

Pertemuan itu, kata Fajar, seperti 'soft launching' koalisi Pilkada Jakarta. Lantaran, dipertemukannya Ahmad Syahroni selaku Bendum Nasdem dan Kader Golkar mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diani pada pertemuan tersebut. 

"Saya melihat ada pembahasan dalam pencalonan Pilkada, salah satunya Pilkada DKI, karena dua tokoh tersebut, Ahmad Syahroni dan Airin, berpeluang untuk maju sebagai kandidat pemimpin Jakarta" kata Fajar. (ast/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sahabat Ganjar Sambangi Ponpes Ujang Bustomi Demi Pertebal Dukungan di Pilpres 2024


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler