jpnn.com, JAKARTA - Imbauan Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim agar seluruh guru honorer meninggalkan ruang kelas, mendapat dukungan dari Titi Purwaningsih.
Menurut Titi yang merupakan Ketum Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) itu, meninggalkan ruang kelas merupakan bentuk protes yang efektif agar pemerintah sadar bahwa guru honorer selama ini tenaganya dibutuhkan.
BACA JUGA: Gawat nih, Ketum IGI Imbau Guru Honorer Kompak Tinggalkan Ruang Kelas
Titi menegaskan, seluruh guru honorer K2 mendukung dan siap melaksanakannya imbauan Ketum IGI Ramli Rahim.
"Saya sangat setuju. Itu bentuk protes honorer K2 kepada pemerintah yang tidak kunjung diperhatikan dan hanya dapat PHP (pemberi harapan palsu) belaka," kata Titi Purwaningsih kepada JPNN.com, Rabu (13/11).
BACA JUGA: PPG Prajabatan Mandiri jadi Pukulan Telak ke Guru Honorer
Dia menyebutkan, selama ini aturan yang dikeluarkan pemerintah tidak menghargai tenaga hononer K2. Honorer K2 hanya diperas tenaganya.
"Biar pemerintah tahu betapa selama ini guru honorer yang mengisi ruang-ruang kelas, biar kami tinggalkan saja. Mudah-mudahan dengan begitu pemerintah sadar kalau ternyata tenaga pendidik yang statusnya tidak jelas itulah yang membuat proses belajar mengajar masih berjalan," terangnya.
BACA JUGA: Ketum IGI Sudah Berfoto Bareng Nadiem, Ini Permintaannya soal Guru Honorer
Korwil PHK2I Jawa Timur Eko Mardiono juga menyatakan siap untuk meninggalkan ruang kelas. Ajakan IGI harus disikapi dengan cara saksama dan dalam tempo sesingkat singkatnya.
"Jika honorer K2 tidak diakui, kami tantang pemerintah keluarkan SK pemecatan massal. Diam hancur, maju lebur. Pilih yang mana? Yang berjuang lebih terhormat meskipun harus sama-sama gugur. Ayo waktunya bangkit. Suarakan kebenaran. Menangkan honorer K2 jadi PNS," seru Eko. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad