Ketum INSA: Industri Pelayaran Nasional Akan Lebih Baik Tahun Depan

Selasa, 28 Desember 2021 – 12:07 WIB
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto. Foto Instagram DPP INSA

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto menuturkan sepanjang dua tahun pandemi, sektor pelayaran nasional mengalami tekanan yang sangat berat.

Kondisi tahun depan pun masih dibayangi dengan ketidakpastian, terlebih karena munculnya Varian Omicron, yang telah masuk ke Indonesia.

BACA JUGA: 5 Cara Sederhana Untuk Meningkatkan Kebiasaan Gaya Hidup Sehat

“Namun, selama penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional berjalan sesuai harapan, kami yakin pelayaran nasional mungkin akan lebih baik di tahun depan,” ujar Carmelita, Kamis (23/12).

Seperti diketahui, kinerja pelayaran tertekan hingga minus 21 persen karena pandemi.

BACA JUGA: Indonesia Kembali Terpilih jadi Anggota Dewan IMO Kategori C, INSA: Ini Kado Akhir Tahun

Hal ini disebabkan karena penurunan arus kapal 3 persen, penurunan arus barang 14 persen, penurunan arus petikemas 11 persen dan penurunan yang paling dalam terjadi pada arus penumpang sebesar 57 persen.

Penurunan arus barang terjadi pada awal-awal pandemi saat banyak industri manufaktur menghentikan produksinya.

BACA JUGA: SCG Raih Penghargaan CSR Sustainability Award 2021 dari Pemprov Jabar

Untuk muatan ekspor-impor komoditi dengan petikemas, DPP INSA prihatin atas  kondisi kelangkaan kontainer.

“Kami prihatin dengan yang dialami oleh para eksportir yang mengalami kelangkaan peti kemas, serta meningkatnya freight internasional sebagai akibat bola salju pandemi yang memaksa terjadinya lockdown di berbagai negara, blank sailling dan kongesti di banyak pelabuhan dunia,” tuturnya.

INSA terus berkoordinasi bersama pemerintah, termasuk dengan MLO untuk mencarikan solusi terbaik bagi eksportir nasional, dalam upaya menjadikan Indonesia negara pengekspor yang besar.

Sejauh ini armada pelayaran nasional anggota INSA berupaya terus melakukan repositioning kontainer eks impor milik MLO, yang beredar di berbagai pelabuhan Indonesia dengan mekanisme free use untuk mencukupi ketersediaan petikemas ekspor.

Namun, di tengah tantangan tersebut ekspor Indonesia tetap moncer.

Sepanjang Januari-November 2021 nilai ekspor Indonesia menembus USD 209,16 miliar. Nilai ekspor ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah Indonesia.

Carmelita menuturkan, catatan gemilang nilai ekspor ini menunjukkan daya saing produk Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan negara lainnya meski Indonesia masih dihadapkan sejumlah tantangan.

Keberhasilan ini, sambung Carmelita, tentu berkat konsistensi pemerintah menerapkan peraturan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku saat ini.

Di tengah kondisi sulit itu, pemerintah mengambil keputusan yang tepat yakni mengambil kebijakan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

Di saat bersamaan, kebijakan PPKM itu dibarengi dengan gencarnya vaksinasi bagi masyarakat Indonesia.

“Setidaknya hingga saat ini, terbukti kebijakan PPKM dan vaksinasi ini cukup ampuh mengendalikan penularan Covid-19 di Indonesia, tanpa kita harus lockdown," tuturnya.

Oleh karena itu, kelancaran distribusi logistik dengan dukungan operator pelayaran petikemas domestik ini perlu dijaga terus untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

“Masa sulit ini membuat kita banyak belajar dan beradaptasi. Kita berharap semua akan lebih baik di tahun depan," harapnya.(chi/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
INSA   Pelayaran   Pandemi   kapal   arus petikemas  

Terpopuler