jpnn.com - JOMBANG - Ketua Umum Pencak Silat Pagar Nusa, KH Aizzudin mengaku terkejut dan prihatin atas dinamika di Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur yang terus molor. Pasalnya, sampai saat ini belum ada kesepakatan tentang pembahasan tata tertib muktamar tentang penerapan sistem ahlul halli wal aqdi (AHWA) untuk memilih rais aam PBNU.
"Sangat mengejutkan dan memprihatinkan dinamika muktamar NU yang saat ini terjadi. Perbedaan pendapat sudah mengarah ke konflik, prinsip-prinsip NU diterjang oleh sekelompok orang hanya untuk memenuhi ambisi kekuasaan dan jabatan," ujarnya kepada wartawan di Jombang Jawa Timur, Senin (3/8).
BACA JUGA: Yang jadi Trending Itu Muktamar 47, Bukan Muktamar 33
Terkait dengan sistem pemilihan rais aam syuriah, pria yang juga akrab dipanggil Gus Aiz ini menilai AHWA merupakan pengejawantahan musyawarah mufakat seperti termaktub dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART). Menurutnya, perseturuan antar-nahdliyin dalam muktamar NU kali ini sangat terlihat.
Karena itu Gus Aiz menyayangkan kegaduhan yang terjadi di arena muktamar NU. Apalagi kali ini muktamar digelar di tanah kelahiran para pendiri NU.
BACA JUGA: Pansel KPK: Ini Bukan Kontes Idol
“Ingat, AHWA cerminan yang pernah dilakukan sebagaimana awal NU didirikan. Jika dikatakan tidak paham organisasi, organisasi ini berdiri ada sejarahnya, sangat disayangkan Tebuireng (pondok pesantren yang didirikan KH Hasyim Asy’ari, red) menjadi radikal,” terangnya.
Mencermati dinamika itu, Gus Aiz menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat sembari berharap muktamar kali ini berjalan lancar dan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. “Bani Hasyim Asy'ari mohon maaf atas peristiwa ini," pungkas cucu KH Hasyim Asyari itu.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Suparman Marzuki Tetap Diizinkan Ikut Tes Pansel KY
BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa Tuntut Hakim Kabulkan Gugatan Praperadilan Bupati Morotai
Redaktur : Tim Redaksi