Ketum PGRI Minta Jangan Lagi Utak-atik Masalah Tunjangan Profesi Guru

Selasa, 02 Februari 2021 – 13:01 WIB
Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi dalam FGD Peta Jalan Pendidikan secara daring. Foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Ketum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rosyidi meminta pemerintah tidak membandingkan kualitas pendidik Indonesia dengan Finlandia.

Apalagi kalau perbandingan ini menjadi tolok ukur kebijakan pemerintah. Salah satunya tentang pemberian tunjangan profesi guru (TPG).

BACA JUGA: Ketum PGRI Menilai Kemendikbud Sering Membuat Resah Guru

"Belakangan ini ada berbagai statement muncul. Mulai dari rencana pemberian TPG untuk guru berprestasi sampai penghapusan TPG. Pernyataan-pernyataan ini sangat meresahkan guru yang saat ini tengah bergelut dengan pembelajaran di masa pandemi," kata Unifah dalam FGD Peta Jalan Pendidikan besutan PB PGRI secara daring, Selasa (2/2).

Menurut Unifah, membandingkan kualitas guru Indonesia dengan Finlandia dan negara lainnya tidak masuk akal. Yang harus dibandingkan adalah output-nya. Kebijakannya tidak pernah dibandingkan. 

BACA JUGA: Soraya Abdullah Meninggal, Umi Pipik: Maafin Aku..

"Mestinya yang dibandingkan treatment-nya dan PGRI tidak bisa sendirian menangani guru, meningkatkan kompetensi mereka," ujarnya.

Di masa pandemi ini, PGRI melakukan berbagai pelatihan sampai tingkat bawah untuk para guru agar proses pembelajaran berjalan baik.

BACA JUGA: Korwil Honorer K2: Mendapatkan Status PPPK seperti Berjuang di Era Kolonial

Sayangnya, di tengah upaya PGRI memberikan semangat dan menguatkan para guru, malah muncul kegaduhan akibat berbagai pernyataan berkaitan dengan guru.

Seperti pemberian TPG untuk guru berprestasi, penghapusan mata pelajaran sejarah, dan lainnya walaupun kemudian dibantah pemerintah.

"Jadi banyak sekali hal-hal yang sebenarnya kami ingin agar situasi tenang, bagaimana proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dalam situasi yang serba sulit. Itu dulu yang difokuskan," ujarnya.

Kemudian bagaimana siswa didorong belajar, guru mengajar dengan baik. Baik yang dapat akses maupun tidak dapat akses. Itu menurut Unifah lebih penting dipikirkan bersama.

PGRI sudah menyiapkan pelatihan guru secara masif. Para guru juga diminta membuat activity book. 

Terkait peta jalan pendidikan nasional 2020-2035, PGRI meminta agar guru dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) bukan sekadar tempelan.

Mereka harus menjadi fokus utama kalau ingin mencapai kualitas pendidikan dan ditransformasikan sampai 2035.

"Kami merasa sering sekali guru ini dijadikan beban oleh kementerian. Kami mohon hargailah guru dengan tidak mengeluarkan pernyataan yang membuat guru resah. Buatlah mereka tenang mengajar," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler